Jika diperhatikan dengan
seksama, ada kesan cara beriman islam itu merupakan cara beriman
kekanak-kanakan. Belum ada kedewasaan. Secara psikologis, sifat kekanak-kanakan
merupakan buah dari pola asuh yang terlalu memanjakan anak. Artinya, ketika
sejak kecil anak sudah diasuh dengan gaya pemanjaan yang berlebihan, maka
besarnya nanti akan terlihat seperti kekanak-kanakan.
Beberapa pakar psikologi
memaparkan ada banyak dampak negatif dari pola asuh terlalu memanjakan anak.
Beberapa di antaranya adalah:
Ø Suka
memberontak
Brenda
Scottsdale berkata, “Seringkali anak manja tidak tahu bagaimana cara
mengekspresikan diri selain melalui perilaku negatif. Pemberontakan menjadi
respon yang alami pada anak-anak manja, yang terlalu dilindungi dan terlalu
dimanipulasi.”
Ø Menjadi
pemarah
Dalam Jurnal Pediatrics, Bruce J. McIntosh, M.D mengatakan bahwa anak-anak manja bisa menjadi orang yang mudah marah. Sifat ini sejalan dengan sifat pemberontak di atas. Ketika ada yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya, anak akan mengekspresikan dirinya dengan kemarahan.
Ø Tidak
peka pada kebutuhan orang lain
Dari
Jurnal Pediatrics, Bruce J. McIntosh, M.D mengatakan bahwa anak-anak manja bisa
menjadi orang yang tidak peka pada kebutuhan orang lain. Hal ini terjadi karena
anak merasa dirinya yang menjadi pusat hidup. Orang lain ada untuk dirinya.
Sifat
tidak santun ini lahir karena perilaku terlalu memanjakan membuat anak
menganggap dirinya adalah “raja”. Hal ini menyebabkan anak merasa bisa berbuat
apa saja sesuka hatinya, termasuk tindakan yang di luar batas kepantasan.
Akar
dari sifat ini adalah adanya anggapan dalam diri anak bahwa dirinya adalah
“raja” atau pusat hidup. Anak akan selalu merasa ingin diperhatikan, disayangi,
dan keinginannya harus dipenuhi tanpa memandang kepentingan orang lain.
Demikianlah lima sifat buruk
dari anak yang terlalu dimanja oleh orangtuanya. Salah satu ciri orangtua yang
terlalu memanjakan anaknya adalah over protective, yang dapat dilihat dari tindakan-tindakanseperti:
·
Selalu memberi perintah dalam setiap aspek
hidup anak
·
Selalu melindungi anak dari setiap kegagalan
·
Tidak mengajarkan tanggungjawab
·
Terlalu berlebihan dalam menenangkan anak
·
Selalu mengatur pertemanan anak
·
Terus menerus mengingatkan akan bahaya
·
Selalu mengatur pilihan anak
·
Terlalu sering mengecak keberadaan anak
Jadi, sifat kekanak-kanakan
pada manusia, sekalipun dari segi umur sudah dewasa, mempunyai kaitan erat
dengan pola asuh orangtua, baik yang memanjakan maupun yang over protektif.
Sangat menarik bahwa jika poin-poin
di atas diterapkan pada umat islam, maka ditemukan pembenaran akan sifat
kekanak-kanakan dalam beriman islam. Dalam keseharian jamak dijumpai perilaku negatif
umat islam sebagai buah dari Tindakan terlalu memanjakan. Sebagaimana anak yang
terlalu dimanjakan selalu mementingkan diri sendiri, demikian pula umat islam. Ada
banyak kebijakan di negara ini selalu menjawab kebutuhan islam. Selalu saja
islam menjadi tolok ukurnya. Ketika kebutuhan ini tak terjawab, maka umat islam
akan marah. Mereka akan berdemo. Mereka menjadi anarki, bahkan jadi teroris. Ini
seperti anak manja yang marah dan berontak saat keinginannya tak dipenuhi.
Sebagaimana anak yang terlalu
dimanjakan, di saat marah dan memberontak, tidak memperhatikan sopan santun,
demikian pula umat islam. Lihat saja ustad-ustad yang sedang marah, seperti Cak
Nun, Sugik Nur, Bahar Smith, Habib Rizieq, dan masih banyak lagi, yang selalu
melontarkan caci maki dan sumpah serapah. Lihat saja saat umat islam berdemo. Yang
terakhir ini adalah ketika umat islam mengarak dan melecehkan 2 wanita LC
karoke. Ini terjadi di bulan Ramadhan.
Sebagaimana anak yang terlalu
dimanjakan tidak peka pada kebutuhan orang lain, demikian pula umat islam. Lihat
saja soal TOA adzan atau teriakan sahur di bulan Ramadhan. Umat islam tak mau
peduli apakah orang lain tergangu atau tidak, yang penting keinginannya
terpenuhi. Dan lihat saja, saat ada orang yang mengusik keinginannya, misalnya
dengan meminta mengecilkan volume TOA, umat islam langsung marah dan
memberontak. Ketika bulan puasa, orang lain dituntut untuk menghormati umat
islam. Warung-warung, tempat hiburan, panti pijat, dll harus tutup. Umat islam
tak peduli kalau ternyata orang lain masih butuh makan, hiburan dan pijat.
Dari contoh-contoh di atas
terlihat jelas ada kemiripan antara umat islam dengan sifat kekanak-kanakan
dari anak manja. Karena itulah, patutlah disimpulkan bahwa cara beriman umat islam
adalah cara beriman kekanak-kanakan. Belum mencapai kematangan. Menjadi pertanyaan,
darimana akarnya?
Jika karakter anak manja
berakar pada sikap over protective orangtua, demikian pula umat islam. Hanya pada
umat islam ini yang over protektif adalah Allah swt, yang kemudian
ditindak-lanjuti oleh pada ulama. Sikap over protektif Allah swt ini dapat
dijumpai dalam Al-Qur’an. Misalnya, Allah mengatur pertemanan umat islam. Sebagaimana
yang sudah diketahui, umat islam tidak boleh berteman dengan orang kafir. Yang dimaksud
orang kafir adalah orang non muslim. Allah swt selalu mengingatkan akan bahaya
kepada umat islam. Bahaya berteman dengan orang kafir, misalnya. Orang kafir
akan membawa umat islam kepada kekafiran, demikian nasehat Allah swt. Dan perintah
Allah ini kemudian diterjemahkan oleh para ulama dengan larangan mengucapkan
selamat hari raya keagamaan agama lain.
Anak manja selalu mendapatkan
kemudahan. Sepertinya mereka tidak siap akan tantangan. Hal ini terlihat juga
pada diri umat islam. Fenomena label halal hendak menunjukkan hal tersebut. Sekalipun
sebenarnya umat sudah tahu atau bisa membaca, tetap saja setiap produk harus
diberi label halal. Ini untuk melindungi umat islam akan bahaya sehingga umat
islam tidak jatuh ke dalam dosa. Saat bulan puasa, umat islam harus dibanguni
dengan teriakan “sahur”. Tak peduli teriakan itu menggangu ketenangan istirahat
orang lain atau tidak. Sekali lagi ini untuk melindungi umat islam akan bahaya
sehingga umat islam tidak jatuh ke dalam dosa. Hal yang sama dengan adzan maghrib.
Sekalipun umat islam punya jam dan tahu jam berapa waktu shalat, tetap saja
umat islam harus diperingati. Ini juga untuk melindungi umat islam akan bahaya
sehingga umat islam tidak jatuh ke dalam dosa.
Tanjung Balai Karimun,
14 April 2023
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar