Renungan Hari Minggu Biasa VI, Thn C
Bac
I Yer 17: 5 – 8; Bac II 1Kor 15: 12, 16 – 20;
Injil Lukas 6: 17, 20 – 26;
Dalam
bacaan Injil hari ini Yesus menyampaikan sabda bahagia dan sabda celaka. Mulai ayat
20 – 23, Yesus menyampaikan sabda bahagia, sedangkan dalam 3 ayat berikutnya
merupakan sabda celaka. Jika direfleksikan kedua sabda ini, pesan yang mau
disampaikan adalah orang yang berbahagia adalah orang yang mengandalkan Tuhan,
sedangkan yang celaka adalah orang yang mengandalkan diri sendiri. Secara eksplisit
Yesus memberi contoh untuk orang yang berbahagia, yaitu para nabi (ay. 23). Para
nabi adalah mereka yang selalu mengandalkan hidupnya pada penyelenggaraan
ilahi. Mereka percaya pada belas kasih Allah. Untuk contoh orang yang celaka
adalah nabi-nabi palsu (ay. 26). Sekalipun berstatus “nabi” tapi palsu, mereka
berkarya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, mencari kepuasan dan
mengandalkan kekuatan sendiri.
Apa yang
diwartakan Yesus dalam Injil sejalan dengan warta nabi Yeremia. Dalam bacaan
pertama Yeremia menyampaikan warta kutukan dan warta berkat. Jadi, sangat mirip
dengan warta Yesus. Hanya beda istilah saja. Siapa yang dikutuk dan siapa yang
diberkati menurut Yeremia? Sama seperti warta Yesus, Yeremia mengatakan bahwa
mereka yang mengabaikan Tuhan dan mengandalkan kekuatan sendiri adalah terkutuk
(ay. 5), sedangkan yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya adalah
terberkati (ay. 7).
Paulus
dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus juga mempunyai pesan yang
kurang lebih sama. Dalam bacaan kedua, Paulus menekankan tentang kebenaran
iman, yaitu “bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati, sebagai yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (ay. 20). Paulus meminta jemaat
untuk berpegang teguh pada kebenaran iman ini, jangan pada kebenaran palsu. Dapat
dipastikan jika berpegang pada kebenaran iman, maka keselamatan menghampiri
kita, tapi jika sebaliknya, maka kebinasaanlah yang datang.
Bahagia
dan celaka, berkat dan kutuk atau selamat dan binasa merupakan bagian dari
hidup. Jika dihadapkan pada manusia, tentulah pilihannya adalah bahagia, berkat
dan selamat. Tak ada manusia suka akan celaka, kutuk dan binasa. Setiap manusia
akan berusaha untuk menghindarinya. Namun, sejauh mana manusia setia berupaya
mewujudkan bahagia, berkat dan selamat? Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita
bahwa kebahagiaan, berkat dan keselamatan akan ada bila kita benar-benar
mengandalkan penyelenggaraan ilahi dalam hidup. Dengan kata lain, kita tidak
pernah melupakan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar