Kita tentu sudah pernah mendengar tentang keberadaan "api yang
membersihkan dosa-dosa" menurut Kitab Suci. Oleh Gereja Katolik, api ini
dinamakan Api Penyucian. Lantas, apa sesungguhnya Api Penyucian itu?
Menurut Katekismus Gereja Katolik #1030-1032, Api Penyucian adalah "suatu
kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan
dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga
memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian."
Pemurnian di dalam Api Penyucian sangat berbeda dengan siksa neraka.
Jiwa-jiwa yang masuk Api Penyucian adalah mereka yang nantinya PASTI akan masuk
Surga, hanya saja mereka perlu dimurnikan lebih lanjut. Sedangkan jiwa-jiwa
yang masuk Neraka, ini adalah hukuman final dan kekal bagi mereka.
Jadi mereka yang di Api Penyucian bukanlah calon penghuni Neraka. Ia juga
bukan "kesempatan kedua" bagi jiwa-jiwa yang sudah diputuskan masuk
Neraka. Jiwa yang diputuskan masuk Neraka, langsung masuk Neraka. Sedangkan
jiwa yang diputuskan masuk Surga, entah langsung masuk Surga, atau harus lewat
Api Penyucian dulu.
KARENA KASIH ALLAH
Api Penyucian ada karena belas kasih dan kerahiman Allah yang begitu besar
kepada manusia. Sebab, jiwa-jiwa yang setia padanya namun belum dapat masuk
Surga, masih diberikan waktu untuk pemurnian agar dapat menikmati kebahagiaan
kekal sepenuhnya. Tanpa jiwa yang sungguh-sungguh murni, orang tidak bisa
berhadapan muka dengan-Nya.
Lantas, kalau memang Allah begitu mengasihi kita, kenapa jiwa-jiwa tidak
langsung masuk Surga saja? Bukannya dengan demikian Allah lebih
"baik" lagi?
Allah memang adalah kasih, namun Allah juga adalah kudus (Yes 6:3).
"Tidak akan masuk ke dalamnya [surga] sesuatu yang najis" (Why
21:27). Kebenaran Ilahi ini tidak mungkin ditentang oleh Allah sendiri. Maka,
tidak dapatlah orang yang "setengah kudus" atau "agak suci"
masuk Surga.
Apabila Allah itu jahat, maka yang "setengah kudus" ini mudah
saja, langsung masukkan saja ke Neraka, toh tidak bisa masuk Surga. Namun,
Allah masih memberikan kita kesempatan pemurnian di Api Penyucian. Inilah
bentuk kasih-Nya yang begitu mendalam, lebih dalam daripada kasih kita
kepada-Nya.
KARENA KEADILAN ALLAH
Api Penyucian juga ada karena keadilan Allah, yaitu dalam hal:
1. Akibat Dosa.
Dosa dan akibat dosa adalah 2 hal yang berbeda. Dosa yang sudah diampuni,
bukan berarti akibat dosa langsung hilang begitu saja. Konsep ini sudah ada
sejak Perjanjian Lama. Misalnya, Nabi Musa yang berdosa karena sempat tidak
percaya kepada Tuhan, dihukum tidak dapat masuk ke Tanah Terjanji (Bil 21:12).
Contoh lain, Nabi Zakharia, yang tidak percaya akan berita malaikat Gabriel,
menjadi bisu (Luk 1:20). Mereka semua adalah orang-orang benar, orang-orang
kudus, namun tetap memperoleh hukuman karena akibat dosanya.
Akibat dosa inilah yang membuat banyak jiwa yang memperoleh Surga, tidak
dapat langsung masuk Surga, melainkan harus melalui Api Penyucian.
2. Dosa Berat dan Dosa Ringan.
Beberapa ajaran berpendapat bahwa semua dosa sama saja. Namun Iman Katolik
mengimani perbedaan antara dosa berat dan dosa ringan. Tuhan Yesus sendiri pun
berkata kepada Pilatus: "Dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar
dosanya." (Yoh 19:11)
Konsekuensi dari ajaran ini adalah, jika kita meninggal dalam keadaan
sempurna dalam rahmat Allah, maka kita dapat langsung masuk Surga. Namun jika
kita meninggal dalam keadaan dosa berat dan tidak bertobat, maka kita masuk
Neraka. Jika kita berada di tengah-tengah: meninggal dalam keadaan rahmat
(tidak berdosa berat), namun masih mempunyai dosa ringan atau masih menanggung
akibat dosa, maka kita masuk Api Penyucian.
*
Demikianlah, realita Api Penyucian yang sungguh harus kita syukuri. Begitu
besar kasih-Nya kepada kita! Puji Tuhan, amin.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar