Renungan
Hari Minggu Paskah II, Thn C
Bac I : Kis 5: 12 - 16; Bac II
: Why 1: 9 – 13, 17 – 19;
Injil
: Yoh 20: 19 – 31;
Minggu Paskah II dikenal
sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Bacaan-bacaan liturgi hari ini seakan ingin
menampilkan tema tersebut. Injil, yang mengisahkan tentang pengalaman rohani
Rasul Tomas, menampilkan satu dimensi kerahiman, yaitu damai. Tuhan Yesus, yang
adalah Sang Kerahiman, memberikan damai kepada para murid-Nya. “Damai sejahtera
bagi kamu!” (ay. 19, 21). Selain itu, Tuhan Yesus juga memberikan kuasa
mengampuni, yang dalam Gereja Katolik terdapat dalam Sakramen Tobat. Karena itu,
orang yang memanfaatkan sakramen ini akan mengalami kerahiman Allah.
Allah kita adalah Allah yang
rahim, penuh kasih. Para murid sudah merasakan dan mengalami kerahiman Allah
dalam diri Tuhan Yesus. Pengalaman akan kerahiman itu tidaklah mereka nikmati
untuk diri mereka sendiri, melainkan diwartakan. Hal inilah yang hendak
ditampilkan dalam bacaan pertama dan kedua hari ini. Dalam bacaan kedua, yang
diambil dari Kitab Wahyu, Yohanes mendapat perintah untuk mewartakan apa yang
telah disaksikannya (ay. 11). Dengan pewartaan ini orang lain dapat mengetahui
kerahiman ilahi ini sehingga dapat ambil bagian di dalamnya.
Bacaan pertama menampilkan kehidupan
para rasul. Bersama dengan orang-orang yang sudah percaya, mereka hidup “dalam
persekutuan yang erat” (ay. 12). Hidup dalam persekutuan erat menunjukkan bahwa
mereka sungguh sudah mengalami kerahiman Allah dan hidup dalam kerahiman-Nya. Dapat
dikatakan bahwa mereka sendiri sudah memiliki kerahiman itu. Karena itulah, “mereka
sangat dihormati orang banyak.” (ay. 13). Dan kerahiman yang telah mereka
rasakan, tidak dinikmati sendiri, tetapi dibagikan kepada orang lain. Hal ini
terlihat pada peristiwa penyembuhan orang-orang sakit (ay. 15 – 16).
Sabda Tuhan hari ini
pertama-tama mau mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus adalah kerahiman
Allah. Dia tidak hanya sekedar wajah Allah, tetapi juga wajah kerahiman Allah. Tentulah
hal ini sudah diketahui. Menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah mengalami
dan memiliki kerahiman itu? Kalau sekedar mengalami mungkin kita sudah, karena
memang Allah itu maharahim. Hanya saja pengalaman itu sepertinya tidak membekas
sehingga kita benar-benar memilikinya. Tanda-tanda orang yang memiliki
kerahiman ilahi adalah hidup damai dalam persekutuan. Karena itu, melalui
sabda-Nya hari ini Tuhan mau mengajak kita untuk hidup dalam kerahiman-Nya,
yang ditandai hidup dalam persekutuan erat dengan anggota umat lainnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar