Anak patuh adalah harapan orangtua, sebab
itu membuat nyaman. Banyak orangtua mengeluh anaknya suka melawan. Tapi ingat,
anak adalah suatu individu yang punya kehendak dan inisiatif sendiri. Bila anak
hanya patuh saja, ia akan jadi anak yang tak punya inisiatif dan kemauan. Peran
orangtua dalam mendidik anak sama seperti mengajari anak naik sepeda. Di saat
awal, orangtua harus memegang sepeda agar ia tak jatuh, tapi di saat lain
orangtua harus mendorong inisiatif dan keberanian anak.
Mendidik anak pada dasarnya adalah mengajak anak untuk patuh pada nilai yang mengatur tata cara hidup seperti nilai agama, aturan hukum, tata krama sosial dan nalar. Bahkan orangtua wajib juga mematuhi nilai-nilai itu. kepatuhan anak pada orangtua merupakan bagian dari kepatuhan pada nilai-nilai tadi. Orangtua yang memaksakan kepatuhan tidak berbasis nilai adalah orangtua otoriter.
Orangtua dan anak harus tunduk pada nilai. Kalau anak benar berdasarkan nilai, maka orangtua harus mengakuinya; dan jika orangtua salah berdasarkan nilai, maka orangtua harus berani minta maaf. Masalahnya, orangtua sering berdiri di depan anak dengan ego tinggi. Jawaban anak sering diterima sebagai serangan terhadap egonya sehingga orangtua jadi emosional. Ini membuat orangtua dan anak terjebak dalam pertengkaran. Untuk menghindarinya, orangtua mutlak harus mengendalikan emosinya.
Tentu saja ada banyak kasus dimana anak melawan karena enggan diarahkan. Anak punya kehendak dan tidak semua kehendak itu harus dituruti. Maka sekali lagi, penting bagi orangtua untuk menetapkan sejumlah aturan berbasis nilai. Sejak kecil anak harus dibiasakan berkehendak dalam koridor aturan tersebut. Yang di luar itu harus dikoreksi. Maka ketika anak melawan dalam konteks di luar koridor tadi, anak harus diluruskan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar