Minggu
kedua sesudah Pentakosta, atau setelah masa paskah selesai, Gereja mengajak
umatnya untuk merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Tujuan hari raya
ini, selain untuk menghormati Yesus yang telah mengorbankan hidup-Nya di kayu
salib demi keselamatan umat manusia, adalah supaya umat dapat menikmati dan
menghidupi kurnia paskah, kurban Kristus dan kebangkitan-Nya dalam hidup sehari-hari
setiap kali kita merayakan ekaristi.
Hari
raya Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan oleh Gereja bukan tanpa dasar. Pesta ini
memiliki nilai sejarah. Pesta Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan sesudah
terjadinya mujizat ekaristi di Orvieto dan Bolsena, Italia pada tahun 1263. Dalam
kacamata iman, pesta ini sebagai bentuk usaha Gereja untuk menangkal ajaran
sesat bernama Barengarianisme. Mujizat itu sendiri secara tidak langsung mau
melawan ajaran bidaah ini.
Sebagaimana
diketahui pada pertengahan abad XI muncul aliran sesat yang disebut
Barengarianisme. Aliran ini dicetuskan oleh Barengarius dari Tours (999 – 1088),
seorang teolog Perancis. Barengarius menyangkal kehadiran nyata Kristus dalam
ekaristi. Pada waktu itu ajaran bidaah ini merajalela di Eropa.
Pengaruh
ajaran Barengarius tidak hanya mempengaruhi kaum awam saja, melainkan juga para
imam. Ada banyak imam menjadi goyah imannya. Pada suatu hari seorang imam
sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk panggilannya sekaligus untuk
menghilangkan keragu-raguannya akan kehadiran Yesus dalam ekaristi. Dalam perjalanannya
itu, ia singgah di Bolsena, sebuah kota kecil sebelah utara Roma. Pada waktu ia
mempersembahkan misa di Bolsena, pada saat konsekrasi, sementara ia mengatakan,
“Ini Tubuh-Ku…” hosti mulai berdarah dengan hebat.
Imam
tadi mengambil korporal untuk membungkus hosti yang berdarah. Darah menetes
jatuh ke atas lantai marmer di depan altar. Imam itu segera membawa hosti
kepada Paus Urbanus V, yang waktu itu sedang berada di Orvieto, yang tak jauh
dari sana. Bapa Paus menyatakan bahwa mujizat ekaristi telah terjadi untuk
mengusir bidaah Barengarianisme. Bapa Paus juga menetapkan suatu pesta baru,
yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, untuk mengenang mujizat Bolsena.
Hingga
kini ubin-ubin marmer yang ternoda darah disimpan di Bolsena dan korporal yang
ternoda darah disimpan di Orvieto. Dua benda ini dijadikan kenangan akan
mujizat ekaristi, sehingga dengan demikian umat tidak perlu lagi meragukan
kehadiran nyata Yesus Kristus dalam ekaristi, khususnya dalam hosti dan anggur.
Dengan kata lain, dengan pesta Tubuh dan Darah Kristus, umat diajak untuk
mengakui dengan iman bahwa hosti yang disambutnya adalah benar-benar Tubuh
Kristus, dan anggur dalam piala adalah benar-benar Darah Kristus.
by: adrian
sumber:
Sesawi Net dan sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar