Setiap
orang tentu punya keinginan untuk bisa dekat dengan pemimpin, orang yang
berkuasa. Pemimpin di sini selalu dikonotasikan dengan kekuasaan. Karena itu,
dekat dengan pemimpin dimengerti juga dengan dekat dengan kekuasaan. Ada banyak
alasan orang berkeinginan untuk dekat dengan pemimpin ini. Salah satunya adalah
mendapatkan privilese atau keistimewaan.
Tulisan
“Kedekatan dengan Pemimpin” mencoba mengulas masalah ini. Sangat menarik bahwa
penulis tidak hanya merefleksikan topik ini dari sudut pemimpin duniawi saja,
melainkan juga mengaitkannya dengan pemimpin spiritual seperti Gereja. Hal ini
terlihat dari gambaran awalnya, yaitu pengalaman perjumpaan dengan orang yang
mengutarakan soal kedekatan dengan pemimpin daerah (baca: bupati).
Tak bisa
dipungkiri, masalah kedekatan dengan penguasa ini terjadi juga dalam kehidupan
menggereja. Banyak umat berusaha untuk dekat dengan “penguasa” Gereja, baik di
tingkat keuskupan, yayasan keuskupan maupun paroki. Di sini mau dikatakan bahwa
kehidupan Gerejawi tak jauh beda dengan kehidupan duniawi.
Lebih jauh mengenai
tulisan ini, silahkan baca di: Budak Bangka: Kedekatan dengan Pemimpin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar