Renungan
Hari Sabtu Biasa XXXII, Thn B/I
Penulis Kitab Kebijaksanaan,
dalam bacaan pertama, menggambarkan tentang kemahakuasaan Allah sang pencipta
dan pengatur alam semesta. Kemahakuasaan Allah membuat alam ciptaan menjadi teratur,
sehingga umat manusia menjadi takjub. Hal ini sudah dirasakan dan dinikmati
oleh bangsa Israel. Yang dinikmati bangsa Israel bukan hanya sekedar
ketakjuban, melainkan juga keselamatan. Karenanya, reaksi yang pantas bagi
Allah adalah pujian yang dialamatkan kepada-Nya. Penulis kitab ini ingin supaya umat senantiasa menghaturkan pujian kepada Tuhan. Salah satu bentuk pujian
adalah doa.
Topik doa juga diajarkan
Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Tuhan Yesus mengajarkan para murid-Nya
tentang doa lewat perupamaan hakim dan janda. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak
mereka untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu, seperti janda yang tak mengenal menyerah memohon kepada hakim untuk membela perkaranya. Tuhan pasti akan mendengarkan doa
umat yang selalu datang kepada-Nya. Dia tidak akan menelantarkan umat-Nya.
Dengan ini, Tuhan Yesus bukan saja mau menekankan bahwa Allah itu peduli,
tetapi juga mahakuasa.
Doa merupakan salah bentuk
komunikasi iman antara umat manusia dengan Allah. Dalam doa umat dapat
menyampaikan pujian dan syukur serta permohonan. Tak sedikit kita datang kepada
Tuhan dengan membawa sekumpulan permohonan. Dan tak jarang pula kita sedikit
mendesak atau malah memaksa Allah supaya permohonan kita dikabulkan. Pemaksaan
ini menunjukkan bahwa kita ingin instan. Ketekunan dan ketabahan kita tak bisa
teruji. Sabda Tuhan hari ini menuntut kita untuk memiliki ketabahan dan ketekunan
dalam berdoa. Berdoalah dengan tidak jemu-jemu.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar