Renungan
Hari Senin Biasa XXIII, Thn B/I
Bac
I Kol 1: 24 – 2: 3; Injil Luk 6: 6 – 11;
Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, yang menjadi bacaan pertama hari ini, terlihat jelas kalau Paulus mengalami penderitaan karena pelayanannya kepada umat. Akan tetapi, sekalipun menderita, Paulus tetap bersukacita. Paulus tak peduli apakah orang mengenal dirinya atau tidak, yang penting umat dapat “mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus.” (ay. 2). Pada Kristus terdapat “segala harta hikmat dan pengetahuan.” (ay. 3). Inilah yang utama, karena hikmat dan pengetahuan itu mendatangkan keselamatan.
Berbeda dengan Paulus, para
ahli Taurat dan orang Farisi tidak dapat menemukan hikmat dan pengetahuan itu. Dalam
Injil diceritakan konflik antara Tuhan Yesus dengan orang Farisi dan ahli
Taurat. Pangkal persoalannya adalah tindakan Tuhan Yesus menyembuhkan orang
lumpuh pada hari sabat. Orang Farisi dan ahli Taurat masih setia pada aturan
yang bagi Tuhan Yesus menghalangi orang untuk menikmati keselamatan. Karena
itulah Tuhan Yesus menantang mereka dengan bertanya, “Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat: berbuat baik atau berbuat jahat; menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?” (ay. 9).
Peraturan dibuat untuk
menciptakan keteraturan. Akan tetapi, peraturan itu dibuat untuk mengabdi pada
manusia. Ada banyak ruang dan nilai dalam sebuah peraturan. Jika peraturan
hanya dilakukan sebatas aturan saja, maka manusia tak ubahnya menjadi robot. Melalui
sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk tidak kaku terhadap peraturan,
tetapi senantiasa mencari hikmat dan pengetahuan-Nya. Dan setelah kita
menemukannya, hendaklah kita mau membagikannya kepada sesama kita. Artinya,
kita diminta untuk membawa keselamatan bagi orang lain.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar