Renungan Hari Vigili Paskah, Thn B/I
Bac I Kel 14: 15 – 15: 1; Bac II Yes54: 5 – 14;
Bac III Bar 3: 9 – 15, 32 – 4: 4; Bac Epistola Rom 6: 3 – 11;
Injil Mrk 16: 1 – 8;
Hari ini umat katolik bersiap menyambut perayaan kebangkitan
Tuhan Yesus. Kemarin Tuhan Yesus mengalami sengsara dan wafat di salib. Semua itu
demi penebusan dosa umat manusia. Bagi banyak orang, kematian-Nya merupakan
kekalahan. Kematian Tuhan Yesus seperti membuat orang kehilangan harapan. Padahal,
melalui kematian itulah Yesus membawa penebusan. Hal ini mirip dengan peristiwa
pembebasan bangsa Israel dalam Kitab Keluaran. Ketika berhadapan dengan laut
Merah, bangsa Israel sudah kehilangan harapan. Lepas dari perbudakan Mesir
dikira awal kehidupan baru, namun mereka masih menghadapi maut: di depan ada laut
terbentang luas, sementara di belakang tentara Mesir siap membantai. Namun
Tuhan hendak menunjukkan kemuliaan-Nya, bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi
juga bangsa Mesir.
Peristiwa pembebasan di atas mau menunjukkan bahwa Allah
sangat menyayangi umat-Nya. Allah tidak ingin umat pilihan-Nya binasa. Dia akan
menyelamatkan mereka. Peristiwa tersebut melahirkan “perjanjian” antara Allah
dengan manusia. Tuhan akan menjadi Allah umat manusia, dan mereka menjadi
umat-Nya. Ada banyak ungkapan untuk melukiskan relasi ini, seperti suami-isteri,
Guru-murid, dll. Hal ini terlihat dalam Kitab Nabi Yesaya dan Barukh. Yesaya
mengatakan bahwa Tuhan, yang menjadi penebus, akan menjadi Allah seluruh bumi
(ay. 5). Jika mereka setia kepada-Nya, maka Tuhan menganugerahkan
kesejahteraan.
Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, mencoba
merefleksikan peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Paulus, kebangkitan
Kristus tak bisa dilepaskan dan dipisahkan dari kematian-Nya. Hal ini mirip
dengan peristiwa pembebasan umat Israel dalam Kitab Keluaran. Hal ini untuk menekankan
kemuliaan Allah. Sebagaimana umat Israel, setelah mengalami kemuliaan Allah,
mereka bersyukur, memuji dan memuliakan Allah, hendaknya kita pun demikian.
Paulus mau mengajak umat untuk menyadari bahwa kebangkitan Kristus merupakan
penebusan atas dosa-dosa umat manusia, sehingga umat “hidup bagi Allah dalam
Kristus Yesus.” (ay. 11).
Injil hari ini melukiskan situasi para murid yang kehilangan
harapan karena kematian Tuhan Yesus. Mereka bersedih. Mereka melihat kematian
itu sebagai bentuk kekalahan. Akan tetapi, Tuhan mengubah pandangan mereka. Karena
itu, kepada tiga perempuan yang mengunjungi makam Tuhan Yesus untuk
merempah-rempahi-Nya, diberitahukan bahwa Dia sudah bangkit. Kebangkitan-Nya merupakan
keselamatan bagi umat manusia.
Sabda Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa Allah
sangat mencintai kita. Allah tidak mau kita binasa. Dia akan menyelamatkan
kita. Bacaan suci hari ini menyadarkan kita bahwa penyelamatan Allah terjadi
melalui kematian Tuhan Yesus. Ada kematian, ada keselamatan. Melalui sabda-Nya
hari ini, Tuhan menghendaki kita, sebagaimana disampaikan Paulus dalam bacaan
epistola hari ini, bahwa untuk mencapai keselamatan, kita harus mengalami
kematian. Kematian di sini bukan dalam arti harafia, melainkan spiritual. Kita diajak
untuk mematikan dosa-dosa kita. Atau dengan kata lain, Tuhan mengajak kita
untuk memakukan dosa-dosa kita di salib. Dengan ini rahmat keselamatan akan
tercurahkan atas kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar