Renungan
Hari Selasa Paskah III, Thn B/I
Bac
I Kis 7: 51 – 8: 1a; Injil Yoh 6: 30 – 35;
Kesamaan dua bacaan liturgi hari ini
adalah tinjauan akan sejarah masa lalu. Masa lalu dilihat sebagai sebuah
pelajaran untuk masa sekarang. Dalam bacaan pertama Stefanus mengajak umat
Yahudi untuk belajar dari sejarah nenek moyang mereka. Stefanus menghendaki
agar mereka tidak mengulangi kesalahan nenek moyangnya dengan “membunuh
orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang
sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.” (ay. 52). Warta Stefanus ini
bukan hanya mengacu pada pengalaman para nabi dari dunia Perjanjian Lama,
tetapi terlebih pada peristiwa penyaliban Tuhan Yesus.
Dalam Injil umat Yahudi diajak untuk
melihat sejarah nenek moyang mereka di saat berada di padang gurun. Temanya
adalah roti atau soal makanan, karena masih melanjutkan topik Injil kemarin.
Pada waktu itu, orang Israel yang nyaris mati kelaparan diberi makan roti dari
surga sehingga mereka dapat bertahan hidup. Dari tinjauan masa lalu ini, Tuhan Yesus
memperkenalkan Diri-Nya sebagai Roti dari Surga. Sebagaimana nenek moyang orang
Israel bisa hidup dengan makan roti dari surga, demikian pula mereka yang makan
diri-Nya. Kata “makan” tidak dalam arti harafia. Kata ini memiliki arti percaya.
Jadi, orang yang percaya kepada-Nya akan hidup.
Manusia adalah manusia yang hidup saat ini
dan sedang melangkah ke depan. Perjalanan melangkah ke depan menyisahkan
pengalaman masa lalu. Karena itu, manusia hidup dalam tiga rentang waktu, yaitu
waktu lampau, waktu kini dan waktu depan. Sekalipun waktu yang penting adalah
saat kini, bukan lantas berarti kita harus melupakan waktu lampau dan depan.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa menarik pelajaran dari masa
lalu untuk sikap kehidupan masa kini. Atau dengan kata lain, Tuhan menghendaki
agar kesalahan pada masa lalu tidak terulang lagi pada masa kini. Sikap ini
dapat diterapkan dalam kehidupan rohani, dalam relasi kita dengan Allah, maupun
dalam kehidupan duniawi kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar