Renungan Hari Sabtu
Biasa XV, Thn A/II
Bac I Mi 2: 1 – 5; Injil Mat 12: 14 – 21;
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara mengenai niat jahat. Dalam
bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Mikha, dikatakan bahwa orang yang
memiliki niat jahat terhadap sesamanya dikecam. “Celakalah orang-orang …. yang
merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar.”
(ay. 1). Mikha melihat bahwa niat, sekalipun bukan merupakan aksi, memiliki
potensi besar untuk menjadi aksi nyata. Hal ini terlihat dari ungkapan Mikha
bahwa niat direncanakan di tempat tidur (merujuk pada waktu, yaitu malam) dan
akan dilakukan pada waktu fajar.
Dalam Injil niat jahat itu terlihat pada diri orang-orang
Farisi. Dikatakan bahwa karena “kalah malu” terhadap Tuhan Yesus, mereka
“bersekongkol untuk membunuh Dia.” (ay. 14). Mereka memiliki niat jahat
terhadap Tuhan Yesus. Yesus tidak hanya mengetahui niat jahat itu, melainkan
sadar bahwa niat itu berpotensi menjadi aksi. Karena itu Injil menceritakan
bahwa Tuhan Yesus menyingkir dari sana (ay. 15). Tuhan Yesus memilih
menghindar, tidak mau berkonfrontasi yang hanya memuluskan niat jahat kaum
Farisi itu. Tuhan Yesus memilih beraksi dalam diam.
Setiap orang tentulah pernah mengalami disakiti. Terhadap
orang yang telah menyakiti kita, selain menimbulkan rasa benci, juga akan
muncul niat balas dendam. Sabda Tuhan hari ini dengan tegas memperlihatkan
bahwa memiliki niat jahat itu tidaklah baik, malah dikecam. Jadi, sekalipun
belum berwujud, ia sudah dinyatakan tidak baik, apalagi sudah berwujud dalam
aksi nyata. Karena itu, niat jahat harus dihindari. Tuhan, melalui sabda-Nya,
mengajak kita untuk tidak merencanakan kejahatan kepada siapa saja. Tuhan
menghendaki supaya kita menyingkirkan niat jahat dari dalam hati kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar