Renungan
Hari Kamis Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 9: 1 – 13; Injil Mrk 8: 27 – 33
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah
ini tentu sudah tak asing bagi kita. Di sini mau dikatakan bahwa kita bisa dekat
atau sayang seseorang bilang kita mengenalnya. Jika tidak atau belum kenal
pastilah dalam berkomunikasi ada perasaan canggung dan kikuk. Pengenalan yang
diharapkan di sini tentulah bukan sebatas pengenalan permukaan saja. Kita diajak
untuk mengenal lebih mendalam. Duc in altum. Dengan pengenalan yang
mendalam, kita sampai pada rasa hormat pada pribadi seseorang serta bisa
menerima dia apa adanya.
Dalam bacaan pertama Allah
memperkenalkan esensi terdalam kemanusiaan kepada kita, yaitu bahwa manusia
adalah ciptaan Allah yang segambar dengan diri-Nya. Dengan pengenalan inilah,
maka wajar bila Allah tidak menghendaki terjadinya penumpahan darah manusia alias
tidak membunuh. “Sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.”
(ay. 6). Tuhan Yesus telah memperluas makna “membunuh” menjadi tidak menghina,
tidak memfitnah, dst. Kalau kita menghina atau memfitnah apalagi membunuh,
bukan saja manusia yang menjadi korbannya, melainkan Allah, karena manusia itu
segambar dengan Allah.
Sedangkan dalam Injil terlihat
pengenalan Petrus akan Yesus hanya sebatas permukaan saja. Karena itu, ketika Yesus
menyampaikan bahwa Anak Manusia akan menanggung banyak penderitaan, ditolak dan
dibunuh (ay. 31), Petrus menegur Yesus (ay. 32). Dia tidak bisa menerima Yesus
sebagai Mesias apa adanya. Dia tak bisa menerima jalan hidup Yesus sesuai
kehendak Allah, melainkan harus menurut kemauannya.
Oleh karena itu, sabda Tuhan
hari ini mau mengajak kita untuk berupaya melakukan pengenalan lebih mendalam. Pengenalan
atas sesama manusia dan juga terhadap Allah serta alam ciptaan. Dengan demikian
maka kita dapat menghargai sesama kita dan alam ciptaan serta menerima rencana
kehendak Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar