Renungan
Hari Kamis Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 9: 1 – 13; Injil Mrk 8: 27 – 33
Dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus minta pendapat para murid-Nya siapa diri-Nya menurut mereka. Mewakili para
murid lainnya, Petrus menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias (ay. 29). Dari sini
Yesus menyampaikan pengajaran tentang nasib Sang Mesias itu, namun Yesus tidak
menggunakan kata “Mesias” melainkan “Anak Manusia”. Dikatakan bahwa Anak Manusia
itu akan menanggung banyak penderitaan, ditolak lalu dibunuh dan dibangkitkan
sesudah tiga hari (ay. 31). Mendengar hal itu Petrus protes. Kenapa Petrus
menegor Yesus?
Ada beberapa kemungkinan untuk
itu. Kemungkinan pertama dikaitkan dengan jawaban Petrus tentang siapa Yesus itu
menurut para murid. Bagi Petrus tidak mungkin Mesias akan seperti yang
digambarkan oleh Yesus tadi. Kemungkinan kedua adalah terkait ajaran Allah yang
ada dalam Perjanjian Lama, seperti dalam bacaan pertama. Kepada Nuh dan
anak-anaknya, Allah melarang mereka untuk membunuh manusia (menumpahkan darah
manusia), “sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” (ay.
6). Berangkat dari firman Allah itulah, Petrus berasumsi tak mungkinlah
imam-imam dan ahli-ahli Taurat sampai membunuh Anak Manusia.
Sebenarnya tidak ada yang
salah dengan jawaban Petrus. Menjadi pertanyaan, kenapa Yesus memarahi Petrus? Dua
kemungkinan di atas dan teguran Yesus kepada Petrus merupakan dua hal yang
berbeda. Sekalipun berbeda, namun intinya tetap sama, yaitu kehendak Allah
harus terjadi. Petrus berupaya menggagalkan rencana keselamatan Allah lewat
sengsara, wafat dan kebangkitan Anak Manusia. Karena itulah Yesus marah kepada
Petrus dan berkata kepadanya, “Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan
apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (ay. 33). Di
sini Tuhan mau agar kita senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Allah.
by: adrian