Kamis, 20 Februari 2025

RENUNGAN HARI KAMIS BIASA VI, THN I

Renungan Hari Kamis Biasa VI – Thn I

Bac I           Kej 9: 1 – 13; Injil           Mrk 8: 27 – 33

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus minta pendapat para murid-Nya siapa diri-Nya menurut mereka. Mewakili para murid lainnya, Petrus menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias (ay. 29). Dari sini Yesus menyampaikan pengajaran tentang nasib Sang Mesias itu, namun Yesus tidak menggunakan kata “Mesias” melainkan “Anak Manusia”. Dikatakan bahwa Anak Manusia itu akan menanggung banyak penderitaan, ditolak lalu dibunuh dan dibangkitkan sesudah tiga hari (ay. 31). Mendengar hal itu Petrus protes. Kenapa Petrus menegor Yesus?

Ada beberapa kemungkinan untuk itu. Kemungkinan pertama dikaitkan dengan jawaban Petrus tentang siapa Yesus itu menurut para murid. Bagi Petrus tidak mungkin Mesias akan seperti yang digambarkan oleh Yesus tadi. Kemungkinan kedua adalah terkait ajaran Allah yang ada dalam Perjanjian Lama, seperti dalam bacaan pertama. Kepada Nuh dan anak-anaknya, Allah melarang mereka untuk membunuh manusia (menumpahkan darah manusia), “sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” (ay. 6). Berangkat dari firman Allah itulah, Petrus berasumsi tak mungkinlah imam-imam dan ahli-ahli Taurat sampai membunuh Anak Manusia.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan jawaban Petrus. Menjadi pertanyaan, kenapa Yesus memarahi Petrus? Dua kemungkinan di atas dan teguran Yesus kepada Petrus merupakan dua hal yang berbeda. Sekalipun berbeda, namun intinya tetap sama, yaitu kehendak Allah harus terjadi. Petrus berupaya menggagalkan rencana keselamatan Allah lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Anak Manusia. Karena itulah Yesus marah kepada Petrus dan berkata kepadanya, “Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (ay. 33). Di sini Tuhan mau agar kita senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian


Rabu, 19 Februari 2025

Benarkah Surah al-Fatiha Wahyu Allah


Umat islam percaya bahwa ayat-ayat dalam alquran itu adalah kata-kata allah sendiri, yang disampaikannya kepada muhammad. Hal ini sering membuat umat islam bangga dan merendahkan kitabsuci agama lain yang sebatas karangan manusia. Namun, kala ada orang mengkritisi alquran, dan itu tidak sesuai dengan selera islam, umat islam langsung menghakimi pengkritis itu dengan mengatakan bahwa orang itu tak paham bahasa arab atau bahasa asli alquran. Umat islam selalu bersembunyi di balik kesulitan bahasa arab, seolah-olah yang paham bahasa asli atau bahasa arab hanyalah orang yang sejalan dengan mereka.

Video berikut ini mau mengajak anda untuk menggunakan nalar akal sehat. Apapun bahasa dan bangsanya, kaidah bahasa itu selalu sama. Orang yang berbicara itu selalu disebut orang pertama, dan biasanya memakai kata ganti orang saya, aku, kami. Sedangkan lawan bicaranya atau orang yang mendengar selalu disebut orang kedua, dan biasa memakai kata ganti kau, kamu, engkau. Ini berlaku untuk semua bahasa.

RENUNGAN HARI RABU BIASA VI, THN I

Renungan Hari Rabu Biasa VI – Thn I

Bac I Kej 8: 6 – 13, 20 – 22; Injil      Mrk 8: 22 – 26

Dalam Injil hari ini Markus menceritakan kisah penyembuhan orang buta di Betsaida. Diceritakan bahwa ketika Tuhan Yesus dan para rasul-Nya tiba di sana, orang membawa kepada-Nya seorang buta. Dan terjadilah mujizat penyembuhan. Orang buta itu akhirnya kembali bisa melihat. Ada yang menarik dari kisah penyembuhan ini. Kesembuhan tidak terjadi sekali tindakan saja. Setelah Tuhan Yesus melakukan tindakan orang buta itu tidak langsung bisa melihat dengan jelas. “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” (ay. 24). Baru tindakan kedua, orang buta itu sembuh dan bisa melihat dengan jelas.

Apa yang terjadi pada peristiwa penyembuhan orang buta ini, tak jauh beda dengan peristiwa Nuh. Setelah hujan berhenti dan sesudah 40 hari, saat Nuh membuka tingkap bahtera, tidak serta merta mereka bisa keluar dari bahtera, karena air masih menggenangi bumi. Setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya didapat kepastian air sudah kering sehingga mereka yang di bahtera bisa keluar. Dan dikatakan bahwa Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran (ay. 20).

Sabda Tuhan dalam bacaan-bacaan liturgi ini mau menunjukkan kepada kita betapa Allah menghargai proses. Allah tidak menyembuhkan orang buta dengan sekali tindakan saja. Allah juga tidak membuat air bah kering seketika juga. Semua ada tahapannya; ada prosesnya. Dengan proses ini kita diajak untuk bersabar sehingga kita pun dapat menghargai proses. Dengan demikian kita bisa bertekun dalam pengharapan. Keselamatan tidak memberikan hikmah rohani secara instan. Semuanya indah pada waktunya, bukan indah seketika.

by: adrian

Senin, 17 Februari 2025

Jika Alquran Wahyu Allah, Allah yang Mana yang Disapa Allah dalam Kata "Engkau"


 Umat islam percaya bahwa alquran itu adalah wahyu Allah. Yang tertulis di dalamnya diyakini sebagai kata-kata Allah, yang disampaikan-Nya kepada muhammad. Bagi umat islam hanya muhammad saja yang menerima wahyu allah itu. Tidak ada orang lain. Sesuai kaidah bahasa, apapun bahasa dan negaranya, yang berbicara itu disebut sebagai orang pertama dan lawannya adalah orang kedua. Jadi, Allah itu adalah orang pertama, sedangkan muhammad adalah orang kedua. Untuk orang pertama, kata ganti orang yang biasa digunakan adalah aku, saya, dan kami, sementara kata ganti untuk orang kedua biasanya adalah kamu, kau atau engkau. Jika dalam pembicaraan alquran itu kata "engkau" itu ditafsir sebagai allah, maka allah itu berbeda dengan allah yang sedang berbicara.

Jumat, 14 Februari 2025

Islam Menyajikan Kekristenan yang Palsu. Ini Penjelasannya


Beberapa ahli islam pernah berkata bahwa islam telah menyajikan kekristenan yang palsu kepada umatnya. Seorang ahli islam dari Iran bahkan berani mengatakan bahwa para ulama telah membohongi umat islam tentang agama kristen. Pernyataan ini ternyata bukanlah tanpa dasar. Video berikut ini mencoba menjelaskannya

Rabu, 12 Februari 2025

Ada Jejak Gnostisisme dalam Al-Qur'an


Kali lalu kami sudah memaparkan adanya pengaruh aliran Nestorian dalam ajaran islam. Jika diteliti ajaran dari Nestorian ini mendapat pengaruh dari Gnostisisme. Aliran ini sudah ada jauh sebelum kelahiran Yesus, dan ikut mengembangkan ajarannya terkait Yesus Kristus. Nah, karena ada pengaruh Nestorian dalam ajaran islam, sementara ajaran Nestorian juga dipengaruhi oleh aliran Gnostik, maka bisa dikatakan juga bahwa ada pengaruh ajaran Gnostik dalam ajaran islam. Kita tidak tahu apakah pengaruh itu langsung atau dari Nestorian. Apakah allah swt pernah menyampaikan wahyu-Nya kepada kaum Gnostik sebelum kepada Muhammad?

Senin, 10 Februari 2025

Menemukan Jejak Nestorianisme dalam Ajaran Islam


Nestorian merupakan salah satu aliran kekristenan yang sudah ada pada abad ketiga. Aliran ini sudah dinyatakan sesat dalam Konsili Efesus pada abad keempat. Aliran ini sudah hidup dan berkembang di tanah Arab, jauh sebelum kakek moyang Muhammad lahir. Bahkan saat Muhammad hidup pun aliran ini masih ada. Bukan tidak mungkin jika Muhammad banyak belajar dari orang-orang Nestorian ini sehingga pengaruhnya terlihat dalam beberapa ajaran islam. Tidak mungkinlah mengatakan allah swt yang belajar atau menyampaikan wahyu-Nya kepada kaum Nestorian sebelum kepada Muhammad.

Jumat, 07 Februari 2025

BENARKAH ISLAM AGAMA DAMAI


 Kerap kita dengar pernyataan umat islam bahwa agamanya merupakan agama damai. Istilah yang sering mereka suarakan adalah islam rahmatan lil alamin. Tanpa pernah membaca alquran dan melihat rekam jejak islam selama ini, tentulah orang akan dengan sangat mudah terbuai dan dibodohi.

Rabu, 05 Februari 2025

Islam Mengajarkan untuk Membunuh


 Umumnya orang memahami bahwa agama mengajarkan kebaikan. Akan tetapi, islam membolehkan umatnya untuk membunuh. Bahkan membunuh itu merupakan perintah dari Allah. Dengan kata lain, membunuh itu merupakan kewajiban dalam islam. Apakah ini namanya kebaikan?