Renungan
Hari Minggu Paskah IV, Thn A/I
Bac
I : Kis 2: 14a, 36 – 41; Bac II : 1Ptr2: 20b – 25;
Injil
: Yoh 10: 1 – 10;
Dalam Injil hari ini Yesus mengajari para murid-Nya dengan
perumpamaan pintu kandang bagi domba-domba. Melalui pintu itulah, domba-domba
dapat masuk ke kandang dan merasa tenang dan aman dari serangan binatang buas. Tanpa
pintu itu, maka hidup domba akan selalu terancam. Dari sinilah Yesus
memperkenalkan Diri-Nya sebagai pintu keselamatan bagi umat manusia. “Barangsiapa
masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan
padang rumput.” (ay. 9). Jadi, dalam Injilnya, Yohanes mau menegaskan bahwa
dalam Yesus ada keselamatan.
Rasul Petrus dalam bacaan pertama, di hadapan orang Yahudi, juga
memperkenalkan Yesus sebagai penyelamat. Namun Petrus tidak menyatakan bahwa
Yesus adalah pintu, melainkan “Tuhan dan Kristus.” (ay. 36). Yesus yang adalah
Tuhan dan Kristus itulah yang menyelamatkan manusia; dan itu dilihat Petrus
dalam peristiwa salib. Bagi Petrus salib, di mana Yesus tergantung dan yang
membuat-Nya menjadi Tuhan dan Kristus, mendatangkan keselamatan bagi umat
manusia. Karena itulah, kepada orang-orang Yahudi, dan sekarang kepada kita,
Petrus berseru, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
(ay. 40).
Dalam bacaan kedua, Petrus seakan mengulang kembali seruannya
dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang pertama, Petrus menegaskan bahwa Yesus
“telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kita
telah sembuh” (ay. 24). Dalam bacaan kedua, Petrus menegaskan bahwa dalam Yesus
ada keselamatan bagi umat manusia, dan keselamatan itu terjadi melalui salib. Petrus
menyampaikan bahwa melalui peristiwa penyelamatan, Yesus meninggalkan teladan bagi
kita supaya kita mengikuti jejak-Nya (ay. 21).
Hari ini sabda Tuhan, melalui bacaan liturgi, menyampaikan dua hal
kepada kita. Pertama, sabda Tuhan
menegaskan bahwa Yesus, apapun gelarnya, adalah penyelamat umat manusia. Kematian-Nya
di kayu salib mendatangkan penebusan dan keselamatan. Kedua, kita yang telah ditebus oleh darah Kristus di salib diajak
untuk senantiasa datang kepada-Nya dan mengikuti teladan-Nya. Salah satu wujud
teladan-Nya adalah menderita karena berbuat baik dan benar (bdk. 1Ptr 2: 20),
karena dengan demikian kita menderita bersama Kristus.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar