KATEKESE TENTANG MARIA OLEH ST. YOHANES MARIA VIANEY
Bapa bersukacita memandang hati Santa Perawan Maria
Tersuci, sebagai karya tangan-Nya yang paling agung; sama seperti kita selalu
senang akan karya kita sendiri, terlebih apabila hasilnya sungguh baik. Putra
bersukacita atas hati Bunda-Nya, sumber darimana Ia mendapatkan Darah-Nya yang
telah menebus kita. Roh Kudus bersukacita atas Bait-Nya. Para nabi mewartakan
kemuliaan Maria sebelum kelahirannya; mereka memperbandingkannya dengan
matahari. Sungguh, kehadiran Santa Perawan dapat diperbandingkan dengan
seberkas sinar matahari yang cemerlang di pagi yang berkabut.
Sebelum kedatangan Maria, murka Allah menggelantung di
atas kepala kita bagaikan sebilah pedang yang siap menebas kita. Segera setelah
kehadiran Santa Perawan di dunia, murka-Nya reda. Maria tidak tahu bahwa ia
akan menjadi Bunda Allah. Ketika masih kanak-kanak, ia biasa berkata,
“Bilakah aku memandang ciptaan agung yang akan menjadi Bunda Allah?” Santa
Perawan dihadapkan kepada kita dua kali: dalam Inkarnasi dan di kaki salib;
dengan demikian ia Bunda kita dua kali lipat. Santa Perawan seringkali
diperbandingkan dengan seorang ibu, namun demikian ia tetap jauh lebih
mengagumkan daripada seorang ibu terbaik sekalipun; sebab ibu terbaik kadang-kadang
menghukum anaknya apabila anaknya itu mengecewakan hatinya, dan bahkan
menghajarnya: ia pikir ia melakukan hal yang tepat. Tetapi, Santa Perawan tidak
melakukan itu semua; ia begitu lembut hati hingga ia memperlakukan kita
dengan penuh kasih sayang dan tak pernah sekali pun menghukum kita.
Hati Bunda yang amat lemah-lembut ini sepenuhnya
adalah cinta dan belas kasihan; ia hanya menginginkan kita bahagia. Kita hanya
perlu datang kepadanya agar ia mendengar kita. Putra memiliki keadilan-Nya,
tetapi Bunda tak memiliki apa-apa kecuali kasih sayangnya. Tuhan begitu
mengasihi kita sehingga Ia rela wafat bagi kita; tetapi dalam hati Kristus ada
keadilan-Nya, yang adalah atribut Allah; dalam hati Santa Perawan Tersuci, tak
ada yang lain selain belas kasihan. Putranya siap menghukum mereka yang
berdosa, Maria menengahi, ia menahan pedang keadilan, memohon dengan sangat
pengampunan bagi pendosa yang malang. “Ibu,” demikian Kristus berkata
kepada Bunda-Nya, “Aku tak dapat menolak apa pun permohonanmu. Bahkan jika neraka
bertobat, engkau akan beroleh pengampunan baginya.”
St. Perawan Tersuci menempatkan dirinya di antara
Putranya dan manusia. Semakin berdosa kita, semakin besar kelemahlembutan dan
belaskasihan yang ia rasakan bagi kita. Anak yang menyebabkan ibunya meneteskan
paling banyak airmata adalah anak yang paling dicintainya. Tidakkah seorang ibu
senantiasa bergegas menolong anaknya yang paling lemah dan paling rentan
terhadap bahaya? Tidakkah seorang dokter di rumah sakit lebih memperhatikan
mereka yang menderita sakit yang paling serius? Hati Bunda Maria begitu lemah
lembut terhadap kita, hingga andai saja hati segenap ibu di seluruh dunia
digabung menjadi satu akan serupa sekeping es saja dibandingkan dengan hatinya.
Lihat, betapa amat baiknya Perawan Tersuci! Hambanya yang mengagumkan, St.
Bernardus, biasa menyapanya, “Salam bagimu, Maria”. Suatu hari, Bunda yang baik
ini menjawabnya, “Salam bagimu, puteraku Bernardus.”
Ave Maria adalah doa yang tak pernah membosankan.
Devosi kepada Perawan Tersuci begitu nikmat, begitu manis dan begitu
menyegarkan jiwa. Apabila kita membicarakan masalah-masalah duniawi atau
politik, kita akan merasa bosan; tetapi apabila kita membicarakan Perawan
Tersuci, kita akan selalu bersemangat. Semua orang kudus memiliki
devosi yang mendalam kepada Bunda Maria; tak ada rahmat datang dari surga tanpa
melalui tangan-tangannya. Kita tak akan dapat masuk ke dalam rumah tanpa
berbicara kepada penjaga pintunya; nah, Perawan Tersuci adalah penjaga pintu
Surgawi.
Apabila kita hendak menyampaikan sesuatu kepada
seorang tokoh yang kita hormati, kita menyampaikannya melalui orang yang dekat
dengannya, agar pemberian kita itu berkenan padanya. Demikian juga doa-doa
kita akan memperolehkan manfaat yang berbeda apabila disampaikan melalui Bunda
Maria, sebab ia adalah satu-satunya makhluk yang tidak pernah menghina Allah.Perawan
Tersuci seorang saja yang memenuhi perintah pertama – mengagungkan Tuhan saja
dan mengasihi-Nya dengan sempurna. Ia melakukannya dengan sempurna tanpa cela.
Segala yang diminta Putra dari Bapa diberikan
kepada-Nya. Segala yang diminta Bunda dari Putra, demikian juga, diberikan
kepadanya. Jika kita menggenggam sesuatu yang harum, maka tangan kita
akan mengharumkan apa saja yang disentuhnya: biarlah doa-doa kita melewati
tangan-tangan Perawan Tersuci; ia akan mengharumkan doa-doa kita. Aku pikir
bahwa pada akhir dunia Perawan Tersuci akan sangat tenang dan damai; tetapi
sementara dunia berakhir, kita menarik-nariknya ke segala penjuru. Perawan
Tersuci bagaikan seorang ibunda dengan begitu banyak anak – ia terus-menerus
sibuk memeriksa dan memelihara anak-anaknya satu persatu.
sumber :
“Catechism on the Blessed Virgin by Saint John Vianney”;www.catholic-forum.com
diterjemahkan
oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya
tulisan bagus
BalasHapus