Renungan Hari Minggu
Biasa XIX, Thn C
Bac I Keb 18: 6 – 9; Bac II Ibr 11: 1- 2, 8 – 19;
Injil Luk 12: 32 – 48;
Bacaan-bacaan
liturgi hari Minggu ini hendak berbicara tentang iman. Bacaan kedua, yang
diambil dari Surat kepada Orang Ibrani, memberikan pendasaran tentang iman. Dikatakan
bahwa iman merupakan “dasar dari segala
sesuatu yang kita harapan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
(ay. 1). Untuk menguatkan pendasaran tersebut, penulis memberikan contoh dari
sejarah bangsa Israel, yaitu Abraham, yang dikenal sebagai Bapa Orang Beriman.
Ungkapan
iman terlihat juga dalam bacaan pertama. Dalam Kitab Kebijaksanaan diungkapkan
bagaimana orang-orang beriman menyatakan dirinya. Secara implisit, penulis Kitab
Kebijaksanaan mau mengidentifikasi iman dengan sikap berserah diri (seperti
Abraham) kepada “kewajiban ilahi” sehingga mereka “akan mengambil bagian baik
dalam hal-hal baik maupun dalam bahaya.” (ay. 9).
Salah
satu tantangan iman adalah godaan duniawi yang membuat orang jadi gelisah,
takut dan diliputi kekhawatiran. Godaan-godaan duniawi itu dapat berupa
kekayaan, jabatan (kekuasaan) dan prestise (bandingkan dengan 3 godaan Yesus di
padang gurun). Karena itulah, dalam Injil Tuhan Yesus mengajak para murid untuk
tidak takut (ay. 32). Di balik ajakan itu, Tuhan Yesus menghendaki supaya para
murid berserah diri kepada penyelenggaraan ilahi (dengan kata lain: beriman). Dengan
beriman, para murid tidak melulu memusatkan hati, budi dan hidupnya hanya
kepada hal-hal duniawi, melainkan juga mengarahkannya kepada “suatu harta di
sorga.” (ay. 33).
Manusia
memang hidup di dunia, namun hidupnya tidak melulu terarah pada hal-hal
duniawi. Sekalipun hidup di dunia, hidup manusia terarah ke sorga. Sebagai makhluk
dunia adalah wajar bila manusia tak dapat lepas dari barang-barang duniawi. Selagi
tinggal di dunia, manusia boleh bersentuhan dengannya. Akan tetapi, janganlah
benda-benda duniawi itu mengingat manusia untuk tetap di dunia dan melupakan
arah tujuannya ke sorga. Hal inilah yang hendak disampaikan Tuhan melalui
bacaan-bacaan liturginya. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya manusia
terus menyadari akan arah hidupnya yang tertuju ke sorga sehingga tidak perlu
merasa takut akan hal-hal duniawi.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar