SANTO ADRIANUS & SANTA NATALIA,
MARTIR
Informasi masa kecil kedua
orang kudus ini tidak diketahui dengan pasti. Yang jelas suami isteri ini mati
sebagai martir Kristus pada abad IV di Nikomedia, pada masa pemerintahan Kaisar
Diokletianus – Lucinius. Adrianus adalah seorang perwira Romawi yang bertugas
di Nikomedia. Ia belum dipermandikan, namun sudah beriman kepada Tuhan Yesus. Sementara
isterinya, Natalia, seorang Kristen yang saleh.
Suatu ketika Adrianus
diperintahkan untuk mengejar, menangkap dan menganiaya umat Kristen. Maklumlah,
penguasa Romawi sangat benci kepada umat Kristen, karena mereka tidak mau
menyembah dewa-dewi Romawi. Adrianus bingung. Ia sendiri pernah menyaksikan
penganiayaan terhadap 23 orang Kristen. Hatinya tidak tahan karena ia merasa
seiman dengan mereka.
Terdorong oleh cintanya
kepada orang-orang seiman, dengan berani ia mengatakan kepada para serdadu
Romawi lainnya, “Tangkaplah dan siksalah juga aku, sebab aku sendiri pun orang Kristen.”
Ia rela menyerahkan diri untuk ditangkap dan digiring ke penjara. Mendengar peristiwa
penangkapan Adrianus, Natalia datang ke penjara untuk menemuinya. Kepada Adrianus,
ia berkata, “Adrian, engkau diberkati Allah, karena berani mengakui imanmu di
hadapan orang-orang kafir. Sesungguhnya engkau telah menemukan harta kekayaan
yang tidak diwariskan orangtuamu…”
Natalia meminta dengan
sangat kepada Adrianus agar menguatkan juga hati teman-temannya di penjara. Selain
itu ia berusaha agar Adrianus mendapat pelajaran agama dan dibaptis di dalam
penjara. Hal itu diketahui penjaga penjara, sehingga mulai saat itu ia tidak
diizinkan lagi menemui suaminya di penjara. Namun ia tidak kehabisan akal.
Natalia menyamar sebagai pemuda dan berhasil menemui Adrianus di penjara. Kepadanya
ia berpesan agar berdoa untuknya bila sudah berada di sorga.
Adrianus bersama orang-orang
Kristen lainnya dijatuhi hukuman mati. Pelaksanaan hukuman mati itu disaksikan
Natalia. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana anggota tubuh
suaminya dicincang. Keinginannya untuk ikut serta terjun ke dalam bara api
sungguh tak terbendung, ketika tubuh suaminya dilemparkan ke tengah jilatan api
bersama martir-martir lainnya. Api kemudian padam karena sekonyong-konyong
turun hujan lebat. Orang-orang Kristen mengumpulkan sisa-sisa jenazahnya dan
memakamkannya dekat Argyropolis, di pantai Bosporus, Turki.
Natalia sendiri menyimpan
tangan suaminya sebagai relikui kudus. Ia tidak mau menetap di Nikomedia karena
merasa terancam oleh penguasa Romawi yang kafir. Ia memutuskan untuk tinggal tidak
jauh dari makam suaminya. Beberapa lama setelah berada di Argyropolis, ia pun
wafat dengan damai dan dimakamkan dekat kubur Adrianus di antara para martir
lainnya. Ia dimasukkan dalam bilangan para martir karena situasi kematiannya. Adrianus
adalah martir populer waktu itu dan dijadikan pelindung para serdadu. Ia juga
sering dimintai perlindungannya apabila ada wabah penyakit.
sumber: Iman Katolik
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar