Pada suatu kesempatan
mengunjungi sebuah paroki, beberapa umat yang saya temui di lokasi dan waktu
berbeda mengajukan satu pertanyaan yang kurang lebih sama, “Kapan pastor paroki
kami pindah?” Di balik pertanyaan itu, terekam perasaan jenuh menghadapi pastor
paroki yang sudah lama berkarya di paroki itu. Kejenuhan tersebut beralasan
karena selama menjabat sebagai pastor paroki, sepertinya tidak ada greget hidup
menggereja. Sepertinya pastor paroki, karena sudah nyaman dan mapan, memilih
untuk diam dan menikmati sehingga hidup menggereja pun menjadi stagnan. Pastoral
seperti air mengalir.
Menghadapi pertanyaan itu saya
tidak mau masuk dalam konflik kepentingan atau konflik lainnya. Atau mungkin
untuk menjaga korps. Karena itu, dengan gaya diplomasi, saya menjawab, “Hanya
Roh Kudus yang tahu.”
Tentu ada yang bingung dengan
jawaban saya ini atau menganggap saya bercanda. Mungkin ada yang mengatakan
bahwa pernyataan saya tersebut hanyalah sebuah kiasan, mengutip pernyataan
Tuhan Yesus berkaitan dengan kedatangan Kerajaan Allah. Akan tetapi perlu
ditegaskan bahwa jawaban di atas bukanlah kiasan. Memang hanya Roh Kudus yang
tahu. Kenapa bisa begitu?