Senin, 07 Maret 2022

INI CIRI KARYAWAN BANDEL

Dijauhi rekan kerja, dibenci bos, dan tidak dihormati klien, lengkap sudah masalah seputar pekerjaan. Kenyamanan bekerja pun berkurang. Bisa saja Anda menyalahkan semua orang. Namun, sebelumnya telitilah dulu diri sendiri. Jangan-jangan ada sejumlah kesalahan kecil yang tanpa sadar dilakukan terus menerus dan menyebabkan Anda dicap “karyawan bandel”. Jika ingin tahu cirinya, berikut ini beberapa sikap yang sebaiknya dihindari di kantor.

Terlambat

Janji datang pukul 11.00, tetapi baru tiba pukul 12.00 mungkin terasa wajar bila terjadi sekali karena suatu halangan. Namun bila “ngaret” menjadi kebiasaan, jangan heran bila klien ragu pada karyawan. Apalagi jika hampir setiap kali masuk kantor selalu terlambat. Atasan bisa naik pitam karena produktivitas berkurang gara-gara sering terlambat.

Antikritik

Memiliki pendapat atau opini pribadi mengenai suatu hal merupakan hal yang wajar. Namun bila pendapat tidak bisa ditangkis dan sulit menerima pendapat dari orang lain, seorang karyawan pun akan terlihat menyebalkan. Lebih-lebih bila sikap ini ditambah dengan respons negatif dan keras yang muncul setiap kali dikritik. Orang-orang di sekeliling pun bisa menyingkir.

Malas

Minggu, 06 Maret 2022

STUDI AL-QUR'AN: SURAH AL-FATIHAH

Surah al-Fatihah dikenal sebagai The Mother of  Quran, yang secara sederhana dimaknai dengan ibu yang melahirkan Al-Qur'an. Banyak umat islam memuji keindahan surah ini. Namun sayang, telaah logis dengan alat bantu ilmu bahasa membuat keindahan yang dikatakan itu kehilangan artinya. Video berikut mencoba mengupasnya. Langsung saja simak sendiri. Jika tak bisa diputar, coba klik di sini.



Jumat, 04 Maret 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AL-BAQARAH AYAT 143

 


Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS 2: 143)

Publik sudah tahu kalau Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam. Ia dijadikan salah satu sumber iman dan peri kehidupan umat islam, selain hadis. Hal ini disebabkan karena Al-Qur’an diyakini berasal dari Allah secara langsung. Artinya, Allah langsung berbicara kepada Muhammad, yang kemudian meminta pengikutnya untuk menuliskannya. Karena itu, umat islam yakin dan percaya apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah, sehingga Al-Qur’an dikenal juga sebagai wahyu Allah. Berhubung Allah itu diyakini sebagai maha benar, maka apa yang dikatakan-Nya pun adalah benar. Maka dari itu Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dikenal juga sebagai kitab kebenaran. Tidak ada kesalahan di dalamnya.

Al-Qur’an tidak hanya dilihat sebagai kitab suci semata. Allah sendiri sudah mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah pedoman dan pelajaran bagi umat islam. Dengan perkataan lain, Al-Qur’an dijadikan tuntunan hidup bagi umat islam, bagaimana umat islam bersikap dalam hidup. Agar tidak menimbulkan perdebatan dikemudian hari terkait kehendak Allah itu, maka Allah sendiri telah memudahkan Al-Qur’an. Kemudahan itu pertama-tama terlihat dari bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Arab (QS 19: 97 dan QS 44: 58). Umumnya para ulama menafsirkan kemudahan itu dengan kesederhanaan bahasa yang tidak membutuhkan banyak tafsir, yang bisa berdampak pada perbedaan pendapat.

Berangkat dari dua premis di atas, maka bisa dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Qur’an di atas merupakan kata-kata Allah sendiri. Apa yang tertulis di atas hanyalah kalimat pertama dari wahyu Allah yang terdapat dalam ayat 143. Sebenarnya wahyu Allah dalam ayat 143 terdiri dari 5 kalimat. Yang dikutip di atas, dan yang akan ditelaah adalah kalimat pertama. Sekalipun dikatakan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an merupakan wahyu Allah, namun haruslah dikatakan bahwa kutipan ayat di atas tidak 100% merupakan perkataan Allah. Kata-kata yang ada dalam tanda kurung, seperti umat islam, perbuatan (2x) dan Muhammad, merupakan tambahan kemudian oleh tangan-tangan manusia. Jadi, aslinya kata-kata Allah (kalimat pertama dari ayat 143) itu berbunyai sebagai berikut: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu.”