Kamis, 21 Oktober 2021

ORANG KUDUS 21 OKTOBER: ST. MARIA LAURA DE JESUS MONTOYA

 


SANTA MARIA LAURA DE JESUS MONTOYA

MARIA LAURA adalah orang kudus pertama dari Kolombia. Anak pertama dari pasangan Juan de la Cruz Montoya dan Dolores Upegui ini lahir di Jerico, Antioquia, Kolombia, pada 26 Mei 1874.

Tahun 1876, saat Laura berumur 2 tahun, ayahnya meninggal katika terjadi perang sipil di Kolombia. Hal ini membuatnya merasa ditinggalkan dan kesepian. Untuk mengisi rasa kesepian tersebut, ia pergi menghadiri perayaan ekaristi dan rajin membaca Kitab Suci. Dari sinilah muncul keinginan untuk menjadi seorang misionaris.

Pada tahun 1881, kondisi ekonomi yang sulit membuatnya dikirim ke panti asuhan yang dikelola oleh bibinya. Sembilan tahun kemudian (tahun 1890), bibinya mendaftarkan dia ke Normale de Institutores di Medelin. Di sana ia menerima pelatihan untuk menjadi guru sekolah. Tahun 1893 Laura lulus dari sekolahnya dan pada tahun 1908 ia mulai mengajar dan sekaligus memberitakan Injil bagi penuduk asli di wilayah Uraba dan Sarare.

Setelah mengembangkan kehidupan rohaninya melalui pengabdian pada ekaristi dan meditasi dari kitab suci, Laura ingin menjadi seorang suster Karmel Kontemplatif. Namun, akhirnya ia lebih memilih menjadi misionaris karena ia mempunyai tekad kuat untuk membantu orang-orang Indian di Amerika Selatan dan memerangi fanatisme anti-Indian dalam masyarakatnya.

Pada tahun 1914 Laura pergi ke Dabeiba dengan 4 wanita lain untuk mendirikan sebuah kongregasi yang kemudian disebut Kongregasi Suster-suster Misionaris Santa Maria yang Tak Bernoda dan Santa Katarina Siena. Meskipun kongregasi baru ini mendapat dukungan dari Uskup Santa Fe de Antioquia, ia dikritik bahkan di dalam kelompok-kelompok Kristen. Namun ini semua tidak membuatnya mundur. Malahan ia semakin bersemangat melakukan misi Kristus.

Rabu, 20 Oktober 2021

BUNDA MARIA: MATIKANLAH HAWA NAFSUMU

 

Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi dan Bunda Maria. Dalam kehidupan Gereja, wawancara batin adalah suatu gejala mistik. Ia bukanlah komunikasi inderawi. Dalam wawancara batin ini orang tidak mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan tidak ada sesuatu yang bisa disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan karunia dalam wujud pesan yang disampaikan Allah kepada kita supaya dilaksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1981, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini, secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa sekarang.

Semuanya tergantung sejauh mana kita mencerap dan menerimanya.

Selasa, 19 Oktober 2021

INSPIRASI DARI KISAH KEBUN ANGGUR NABOT

 

Bagi umat Kristen tentu sudah tak asing lagi kisah kebun anggur Nabot ini. Kisahnya dapat dibaca di Kitab 1Raja-Raja 21: 1 – 16. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Raja Ahab merasa iri hati dengan kebun anggur Nabot. Dia ingin memilikinya, namun Nabot tidak memberinya. Dengan akal licik dan kekuasaannya, kebun itu akhirnya bisa berpindah kepemilikan. Tentu setelah Nabot dibunuh.

Kisah ini sudah menjadi bacaan liturgi ekaristi. Mungkin orang bertanya apa relevansi kisah tersebut untuk kehidupan kita dewasa ini. Kisah itu diperkirakan terjadi pada rentang waktu 869 – 850 SM. Jadi, nyaris 3.000 tahun yang lampau. Cerita kebun anggur Nabot merupakan cerita usang. Jika dibarangkan, mungkin kisah ini sudah kadaluwarsa. 

Sekalipun kisah kebun Nabot ini terbilang sudah lama sekali, namun tragedi tersebut masih saja terjadi di zaman modern ini.

Adalah sebuah keluarga ingin mengabdikan hidup mereka untuk membantu masyarakat kecil lewat sebuah lembaga. Sadar bahwa untuk mengurus pendirian sebuah lembaga baru sangatlah sulit dan rumit, apalagi melihat latar belakang etnisnya, maka keluarga ini meminta sebuah yayasan untuk memayunginya. Yayasan ini setuju. Maka dibuatlah kesepakatan bersama.