Kamis, 16 Juli 2020

INI EFEK TIDUR TANPA CELANA DALAM


Banyak orang mungkin merasa aneh ketika mendengar saran untuk tidur tanpa menggunakan celana dalam. Tentulah yang dimaksudkan di sini bukan berarti tidur tanpa ditutupi sehelai benang pun, alias telanjang bulat. Kita bisa saja tetap menggunakan sarung, pakaian tidur, atau daster (khusus cewek). Akan tetapi, tidur tanpa mengenakan celana dalam mempunyai aneka manfaat bagi kesehatan, mulai dari mencegah infeksi hingga menghindari bakteri berkembang biak pada aera kemaluan.
Dikutip dari Glamour, para ahli menyebut tidur tanpa mengenakan celana dalam baik bagi kesehatan area intim wanita. Memakai celana dalam saat tidur, apalagi yang terlalu ketat, dapat menyebabkan daerah vagina menjadi lembab. Hal ini dapat memicu bakteri jahat berkembang biak di daerah vagina, bahkan bisa masuk ke dalam. Orang perlu membuat daerah tersebut tetap kering dan bersih. Apabila area intim itu tertutup terus, terutama oleh kain yang tidakmenyerap kelembaban maka bisa menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri.
Tidur tanpa celana dalam dapat juga mengurangi iritasi dan cedera pada area intim baik pria maupun wanita. Iritasi dan cedera ini bisa menyebabkan infeksi jika sering terjadi atau tidai segera diobati. Jika merasa kurang nyaman saat tidur tanpa menggunakan celana dalam, disarankan untuk menggenakan celana pendek yang longgar dan nyaman tanpa celana dalam, atau memakai sarung. Hal ini dapat mengurangi gesekan di sekitar area intim.
Tidur dengan celana dalam dapat mempengaruhi kesuburan dan meningkatkan resiko infeksi. Bagi pria, tidur dengan celana dalam yang ketat dapat menyebabkan komplikasi pada kesuburan mereka. Penelitian dari Universitas Sheffield dan Universitas Manchester menemukan bahwa celana dalam yang ketat mempunyai dampak pada kesuburan. Mereka yang menggenakan celana pendek yang longgar ternyata mempunyai jumlah sperma berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan celana dalam ketat.
Sebenarnya, saran kesehatan ini berlaku juga untuk BH atau kutang. Disarankan agar kaum perempuan tidur tidak menggunakan BH. Hal ini bermanfaat untuk kelancaran peredaran darah. Tidur tanpa BH dapat meningkatkan relaksasi yang berdampak pada kualitas tidur. Tanpa menggunakan BH orang bisa menikmati istirahatnya.
by: adrian, diolah dari Detik Health

Rabu, 15 Juli 2020

DEVOSI KEPADA SANTO YUDAS TADEUS

Hidup selalu dipenuhi dengan masalah. Ada yang kecil ada pula yang besar. Datangnya pun tidak pernah diduga. Terkadang menghadapi permasalahan dalam hidup, kita sering kehilangan akal dan bahkan iman. Tak jarang, ketika masalah tak selesai, kita menyalahkan Tuhan; mengatakan bahwa Dia tidak peduli kepada kita.
Tuhan tak pernah meninggalkan kita, bahkan di saat kita menghadapi masalah. Tuhan juga menyediakan untuk kita “asisten” yang siap membantu kita, “bagaikan awan yang mengelilingi kita” (Ibr 12: 1). Salah satunya adalah Santo Yudas Tadeus. Berhadapan dengan masalah, tak salah jika kita datang memohon bantuan pada St. Yudas Tadeus. Berikut ini adalah langkah-langkah doanya.

PAUS FRANSISKUS: MENERIMA SABDA TUHAN BERARTI MENERIMA KRISTUS


Dalam Angelus hari Minggu, 12 Juli lalu, dari jendela studionya di atas Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus menarik inspirasi dari Injil hari itu (Mat 13: 1 – 23) saat Yesus menceritakan perumpamaan tentang sang penabur kepada orang banyak. Perumpamaan tersebut disebut sebagai ibu dari semua perumpamaan, karena perumpamaan itu berbicara tentang mendengarkan Sabda. Perumpamaan tersebut menceritakan kisah seorang penabur yang melemparkan benih ke empat jenis tanah yang berbeda.
Paus Fransiskus menjelaskan sabda Tuhan yang dilambangkan dengan benih, bukanlah sabda yang abstrak, tetapi adalah Kristus sendiri, sabda Allah yang menjadi daging di dalam rahim Bunda Maria. Karena itu, menerima sabda Tuhan sama artinya dengan menerima pribadi Kristus. Ada banyak cara untuk menerima sabda Tuhan. “Kita mungkin melakukannya seperti di pinggir jalan, dimana burung segera datang dan memakannya sampai habis,” jelas Paus Fransiskus. Ini merupakan penyimpangan dan bahaya besar zaman kita, ingat Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus melanjutkan, “dikelilingi banyak obrolan ringan, banyak ideologi, kebingungan terus menerus di dalam dan di luar rumah, kita bisa kehilangan semangat untuk diam, untuk merenung, untuk berdialog dengan Tuhan sehingga kita beresiko kehilangan iman kita.”
Cara lain untuk menerima sabda Tuhan, tegas Paus Fransiskus, adalah “di tanah yang berbatu, yang tidak banyak tanahnya.” Di sana benih-benih segera tumbuh, namun segera layu karena akar-karnya tidak bisa masuk sampai ke kedalaman.” Itulah gambaran antusiasme sesaat, meskipun itu masih dangkal; tidak menerima sabda Tuhan. “Dengan cara ini, pada kesulitan, ketidak-nyamanan atau gangguan kehidupan pertama, iman yang masih lemah itu larut, seperti benih layu sehingga jatuh di antara batu-batu.”