01
|
|
02
|
|
03
|
Santo Thomas (Rasul)
|
04
|
|
Santa Elisabeth (dari Portugal)
|
|
05
|
|
06
|
|
07
|
|
08
|
|
Rabu, 04 Juli 2018
Senin, 02 Juli 2018
MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM RAHIM
Kebanyakan orangtua berpikir bahwa mendidik anak baru
dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Hal ini disebabkan karena salah
soal konsep anak dan mendidik. Mereka kira anak usia 0 tahun tidak tahu
apa-apa, dan mendidik itu seperti mengajar. Di sini terlihat adanya budaya
instan, mendidik langsung bisa dapat hasilnya. Karena anak belum bisa mengerti,
pastilah apa yang disampaikan tidak langsung terlihat hasilnya.
Padahal mendidik anak itu harus sudah dimulai sejak
anak masih bayi. Bahkan bila perlu mendidiknya sejak masih dalam rahim. Sudah
terbukti bahwa janin usia 18 – 20 minggu sudah bisa mendengar dengan baik.
Karena itu, usahakan untuk selalu memperdengarkan suara-suara positip, entah
itu irama musik atau juga komunikasi.
Ada sebuah cerita menarik dari seorang ibu. Ketika
anaknya yang masih bayi rewel, anak itu akan tenang ketika mendengarkan lagu
gregorian dan lagu rohani. Di gereja juga, ketika mendengarkan lagu gregorian,
anak itu akan tenang mendengarkan. Hal ini dia kaitkan dengan kebiasaannya
mendengarkan lagu gregorian (kebetulan ibu ini anggota koor) dan lagu rohani
waktu hamil. Sambil mengerjakan urusan rumah tangga, dia selalu menyetel musik
rohani. Dan ternyata anak di dalam rahimnya ikut menikmati.
Oleh karena itu, komunikasi suami istri hendaknya
dijaga. Jangan sampai terjadi pertengkaran ketika anak masih dalam rahim.
Usahakan membina komunikasi yang harmonis. Tak salah juga jika suami dan/atau
juga istri meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan janin. Selain itu,
kebiasaan buruk seperti merokok, harus dijauhkan dari janin. Bawalah janin ikut
ke gereja atau doa komunitas.
by: adrian
Jumat, 29 Juni 2018
INI ALASAN KENAPA ISLAM MENGHARAMKAN ANJING
Babi
adalah binatang yang diharamkan dalam islam. Umat islam dewasa ini hanya tahu
bahwa yang namanya babi itu haram hukumnya, tapi mereka tidak tahu (tidak mau
tahu) persoalan pengharaman babi ini. Artinya, masih ada ruang untuk
mempertanyakan soal pengharaman babi. Ini hanya berlaku bagi mereka yang masih
punya nalar, sehingga mau berpikir. Tentang topik ini, kami pernah menulisnya
di “Pengharaman Babi”.
Selain
babi, masih ada binatang lain lagi yang masuk kategori haram atau najis. Hewan
itu adalah anjing. Sama seperti babi, pengharaman anjing juga masih bisa
dipersoalkan. Jika kita merujuk pada Al-Qur’an, hanya ada tiga kata anjing
ditemui dalam dua surah, yaitu Al-Araaf
dan Al-Kahfi. Tiga teks dalam dua
surah tersebut tidak berisi larangan atau pengharaman terhadap anjing. Artinya,
tidak ada perintah dari Allah yang mengharamkan anjing atau melarang umat islam
untuk bersentuhan dengan anjing.
Lalu,
dari mana perintah pengharaman itu?
Pengharaman
atau penajisan anjing dalam islam datang dari perintah nabi Muhammad. Hal ini dapat
ditemui dalam dua hadis yang paling dipercaya, yaitu Hadis Bukhari dan Hadis
Muslim. Masalah ini tidak jauh beda dengan soal pengharaman babi. Allah
tidak mengharamkan atau menajiskan, tapi manusia (nabi Muhammad) yang
mengharamkan. atau menajiskan Jadi, kenapa umat islam lebih taat kepada Muhammad daripada Allah?
Mungkin umat islam berpikir bahwa taat kepada nabi Muhammad sama artinya taat
kepada Allah.
Namun
tulisan ini bukan mau mempertentangkan perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadis
tentang pengharaman anjing. Tulisan ini akan lebih fokus pada persoalan
pengharaman tersebut yang ada dalam hadis. Di sini kita akan melihat kenapa
anjing diharamkan atau dinajiskan.
Seperti
sudah dikatakan di atas, sumber pengharaman atas anjing ini ada pada dua hadis
terpercaya, yaitu Hadis Muslim dan Hadis Bukhari. Untuk sumber teksnya, kami
mengambil dari spokane islamic center.
Soal
penajisan anjing dalam islam didasarkan pada perkataan nabi Muhammad sendiri.
Dalam HS Muslim 24: 5249, 5250, dan 5254 dikatakan bahwa Muhammad telah
berkata, “Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah jika di sana ada seekor
anjing.” Islam meyakini bahwa malaikat merupakan utusan Tuhan, yang datang
menyampaikan pesan Allah. Jika gara-gara anjing pesan Allah itu tidak sampai,
tentulah umat akan mengalami kerugian. Karena itulah, anjing dilihat sebagai
sesuatu yang negatif. Tapi, bagaimana bisa dikatakan bahwa anjing menghalangi
kedatangan malaikat?
Langganan:
Postingan (Atom)