Senin, 29 Mei 2017

PAUS FRANSISKUS: KASIH TUHAN MELEMBUTKAN HATI SEKERAS BATU

Kasih Tuhan dapat mengubah hati yang keras dari orang-orang yang menggunakan hukum untuk mengutuk orang lain, demikian ungkap Paus Fransiskus. Seseorang yang memiliki hati yang keras dan tidak mengizinkan Roh untuk masuk, seringkali mengandalkan kekuatan dan kepintarannya sendiri daripada memahami kehendak Tuhan melalui kerendahan hati, ujar Paus Fransiskus dalam misa di Domus Sanctae Marthae.
“Mereka tidak tahu bahwa Sabda telah menjadi daging, bahwa Sabda menjadi saksi kesetiaan,” ungkap Paus Fransiskus. “Mereka tidak sadar bahwa kebaikan Tuhan memampukan orang-orang untuk keluar dari hati yang sekeras batu dan menggantikannya dengan hati selembut daging.”
Paus Fransiskus berbicara tentang kemartiran St. Stefanus, yang dirajam sampai mati karena mengecam para pemuka agama dan penatua sebagai orang yang keras kepala dan selalu menolak Roh Kudus. Berbeda dengan murid-murid yang berjalan ke Emaus yang hatinya terbuka ketika bertemu dengan Yesus, para tokoh agama yang melempari Stefanus dengan batu membiarkan amarah mengendalikan mereka. Ini menjadi tragedi bagi mereka yang hatinya tertutup dan tidak mau berubah.
“Yang membuat gereja menjadi sangat menderita adalah hati yang tertutup, hati yang keras seperti batu, hati yang tidak mau terbuka, yang tidak mau mendengar, hati yang hanya mengenal bahasa kutukan,” tegas Paus Fransiskus. Mereka yang melempari batu kepada martir pertama gereja tidak menyediakan tempat dalam hati mereka untuk Roh Kudus, yang membuat orang kristen melihat orang lain dengan kelembutan yang Tuhan lakukan kepada kita, terhadap dosa-dosa kita dan terhadap kelemahan-kelemahan kita.
sumber: UCAN Indonesia

Minggu, 28 Mei 2017

TERUNGKAP, ALASAN UMAT ISLAM MENGISLAMKAN ORANG KAFIR

Tujuan akhir hidup umat beragama adalah sorga. Tak ada satu orang yang dapat menggambarkan bagaimana keadaan dan situasi di sorga itu. Yang jelas di sana hanya ada kebahagiaan dan sukacita. Gambaran ini sangat kontras dengan neraka, sebagai bentuk lawan dari sorga. Setiap orang selalu menghindari neraka dan hanya inginkan sorga.
Bagaimana orang dapat sampai ke sorga? Tiap-tiap agama punya caranya sendiri. Dalam islam, salah satu cara untuk masuk sorga adalah dengan mengajak orang-orang kafir meninggalkan iman kepercayaannya sebelumnya dan masuk menjadi islam. Dengan kata lain, menjadi mualaf. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad. Sang nabi pernah bersabda, “Siapa yang dapat mengislamkan orang dengan usahanya, maka pastilah ia masuk ke dalam sorga.” (Al-Tabrani).
Bunyi hadis Al-Tabrani didasarkan langsung pada kata-kata Nabi Muhammad sendiri. Dan untuk masuk sorga merupakan suatu kepastian (“pastilah…”), jika orang berhasil membuat orang kafir masuk islam. Dikatakan orang kafir, karena dalam islam yang bukan islam disebut dengan istilah kafir. Untuk orang-orang Kristen gelar ini didapat karena iman mereka akan keallahan Yesus dan soal konsep trinitas (QS al-Maidah: 17, 72 dan 73).
Dengan membaca hadis ini orang tentu akan berpikir bahwa orang islam pasti masuk sorga dengan mengislamkan orang lain. Tak peduli berapa banyak uang yang dikorupsinya, berapa banyak orang yang dibunuhnya atau berapa besar kejahatan yang telah dilakukannya. Yang penting sudah mengislamkan orang lain (walaupun hanya satu orang), ia pasti masuk sorga.
Dengan prinsip hadis ini, wajar saja bila banyak orang islam berjuang mengislamkan orang lain. Terlebih kaum perempuan, karena menurut Hadis Sahih Muslim, sedikit saja kaum perempuan masuk ke sorga. Nabi Muhammad berkata, “Wahai kaum wanita! Beri zakat, karena aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kalian.” (HS Bukhari). Jadi, dalam pandangan islam, kaum perempuan lebih banyak menghuni neraka, sedangkan di sorga termasuk kelompok minoritas. Hal ini disebabkan karena perempuan selalu dipandang sebagai sumber dosa.