Jumat, 14 April 2017

MERENUNGKAN 15 PENYIKSAAN YANG DIALAMI YESUS

Hari ini adalah Hari Jumat Agung. Pada hari ini seluruh umat kristiani berduka atas kematian Tuhan Yesus Kristus. Kematian Yesus Kristus adalah fakta (silahkan baca di: Mengapa Yesus Mati Disalib), sekalipun umat islam berusaha mengubah fakta itu. Umat islam percaya bahwa yang mati di kayu salib bukanlah Yesus Kristus. Umat muslim percaya bahwa yang mati itu adalah seseorang yang menyerupai Yesus. Dasar keyakinan mereka ini ada pada Al-Quran surah An-Nisa: 157.
Selain perdebatan benar tidaknya Yesus Kristus mati di kayu salib, ada perdebatan lain, yaitu kenapa Yesus harus mati; di salib pula. Uraian mengenai ini dapat dibaca di: Mengapa Yesus Harus Mati. Kematian Yesus memang sangat tragis. Lebih tragis lagi adalah proses menuju kematian tersebut. Karena itu, sangat bagus apabila umat manusia, khususnya umat kristiani merenungkan proses Yesus menuju kematian.
Tulisan “Merenungkan 15 Penyiksaan yang Dialami Yesus” dapat membantu kita untuk merenungkan proses tersebut. Tulisan ini mengajak pembaca untuk turut merasakan penderitaan yang dialami Yesus dari penyiksaan demi penyiksaan yang diterima-Nya. Semua penyiksaan itu hanya demi kita. Oleh bilur-bilur-Nya, kita telah diselamatkan (1Petrus 2: 24). Lebih lanjut mengenai tulisan ini, silahkan baca di: Budak Bangka: MERENUNGKAN 15 PENYIKSAAN YANG DIALAMI YESUS

Rabu, 12 April 2017

MENGHAYATI PERAYAAN TRIHARI SUCI PASKAH


Besok umat katolik akan memasuki trihari suci paskah. Ada tiga perayaan besar, yang ketiganya merupakan satu kesatuan, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci. Besok perayaan trihari suci paskah akan diawali dengan Kamis Putih.
Tulisan “Menghayati Perayaan Trihari Suci Paskah” sangat bagus untuk menambah wawasan pemahaman tentang ketiga hari raya besar tersebut. Di dalamnya diuraikan beberapa poin penting masing-masing perayaan sehingga dengannya umat akan dibantu dalam penghayatannya. Dengan membaca tulisan ini, umat akan diajak untuk mengikuti perayaan demi perayaan, bukan sebagai ritual seremonial belaka, melainkan benar-benar diajak untuk menghayatinya. Penghayatan akan nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap perayaan bukan saja saat perayaan berlangsung, melainkan berlanjut dalam kehidupan harian.
Karena itu, tulisan ini sangat cocok untuk dibaca sebelum mengikuti perayaan Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci. Lebih lanjut mengenai tulisan ini, silahkan baca sendiri di: Budak Bangka: Memahami Tri Hari Suci Paskah

Senin, 10 April 2017

SINGAPURA USIR IMAM ISLAM YANG MERESAHKAN

Seorang tokoh islam asal India yang membuat komentar yang meresahkan tentang Kristen dan Yahudi di Singapura telah didenda sebesar S$4,000 dan akan dipulangkan ke negara asalnya. Nalla Mohamed Abdul Jameel tampil di Pengadilan Negara Singapura pada 3 April dan dituduh melakukan tindakan yang mengancam keharmonisan antara kelompok agama di Singapura, dan kemungkinan bisa menggangu ketenangan publik.
Nalla dinyatakan bersalah atas tindakan yang dilakukan pada 6 Januari di Masjid Jamae Chulla (Singapura) dimana ia menjadi imam. Setelah ceramah Jumat waktu itu, Nalla menyampaikan doa dalam bahasa Arab, “Berilah kami pertolongan melawan Yahudi dan Kristen.”
Dokumen pengadilan mengatakan, “Terdakwa mengetahui arti kata-kata yang diucapkannya dan mengetahui bahwa yang dimaksudkan adalah meminta Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada muslim melawan umat Yahudi dan Kristen.”
Nalla menjelaskan dalam permintaan maaf secara publik pada 31 Maret ketika ia bertemu dengan sejumlah tokoh dari agama lain, bahwa doa tambahan yang ia bacakan tidak berasal dari Quran, tapi teks bahasa Arab lama dari desanya di India.
Sebuah video tentang doa itu diunggah ke internet pada Februari, menyebabkan keributan di komunitas muslim dan juga publik, sehingga polisi melakukan penyidikan. Dalam hukum Singapura, Nalla bisa dipenjara hingga tiga tahun atau didenda, atau bisa juga keduanya.
Tidak lama setelah sidang pengadilan, Meteri Dalam Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa imam tersebut akan dideportasi ke negaranya. Doa yang dia sampaikan “tidak bisa diterima di masyarakat multi-budaya dan multi-agama,” lanjut pernyataan itu.