Minggu, 10 April 2016

Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-50

KOMUNIKASI & KERAHIMAN: PERJUMPAAN YANG MEMERDEKAKAN
Saudara dan saudari terkasih,
TAHUN SUCI Kerahiman mengajak kita semua untuk merefleksikan keterkaitan antara komunikasi dan kerahiman. Gereja, dalam kesatuan dengan Kristus sebagai penjelmaan yang hidup dari Bapa Yang Maha Rahim, dipanggil untuk mewujudkan kerahiman sebagai ciri khas dari seluruh diri dan perbuatannya. Apa yang kita katakan dan cara kita mengatakannya, setiap kata dan sikap kita, harus mengungkapkan kemurahan, kelembutan dan pengampunan Allah bagi semua orang. Kasih, pada hakikatnya, adalah komunikasi; kasih mengarah kepada keterbukaan dan kesediaan untuk berbagi. Jika hati dan tindakan kita diilhami oleh kasih insani, kasih ilahi, maka komunikasi kita akan disentuh oleh kuasa Allah sendiri.
Sebagai putra dan putri Allah, kita dipanggil untuk berkomunikasi dengan semua orang, tanpa kecuali. Dengan caranya yang khusus, perkataan dan perbuatan Gereja dimaksudkan seluruhnya untuk menyampaikan kerahiman, menjamah hati orang-orang dan mendukung perjalanan manusia menuju kepenuhan hidup seperti yang dimaksudkan Bapa ketika mengutus Yesus Kristus ke dunia. Ini berarti bahwa kita sendiri haruslah bersedia menerima kehangatan Bunda Gereja dan berbagi kehangatan itu dengan orang lain, sehingga Yesus dapat dikenal dan dikasihi. Kehangatan itulah yang memberi hakikat kepada sabda iman; melalui pewartaan dan kesaksian kita, sabda iman itu menyalakan “percikan api” yang memberi mereka kehidupan.
Komunikasi memiliki kekuatan untuk mempertemukan, menciptakan perjumpaan dan penyertaan, dan dengan demikian memperkaya manusia. Betapa indahnya ketika orang-orang memilih kata-kata dan melakukan perbuatan dengan penuh kepekaan, agar bisa terhindar dari kesalahpahaman, untuk menyembuhkan kenangan-kenangan yang terluka dan membangun perdamaian dan keharmonisan. Kata-kata dapat mempertemukan pribadi-pribadi, antar anggota keluarga, dunia nyata maupun dunia digital. Perkataan dan perbuatan kita seharusnya diungkapkan dan dilakukan untuk membantu kita semua agar terbebas dari lingkaran setan untuk selalu menyalahkan dan membalas dendam yang terus menerus menghantui manusia baik secara pribadi maupun dalam komunitasnya, yang pada akhirnya memicu ungkapan-ungkapan kebencian. Perkataan orang-orang Kristen haruslah menjadi sebuah dukungan terus menerus bagi komunitas dan bahkan dalam hal dimana manusia harus mengutuk kejahatan dengan tegas, hal ini seharusnya tidak sampai memutuskan relasi dan komunikasi.

Sabtu, 09 April 2016

PUJIAN PAGI KEPADA HATI TERKUDUS YESUS

Setelah bangun pada awal hari untuk memberi salam pada-Mu,
Hati terkudus Yesus,
dan menyerahkan pada-Mu,
bersama segala usaha dan jerih payahku hari ini,
kupandang hanya pada-Mu, hati terkudus Yesus.
Engkau bintang hiburan dan cahayaku.
pada-Mu kuberharap teguh,
sebab kesetiaan-Mu pantang goyah.
Jadikanlah hatiku milik-Mu seutuhnya,
dan kuatkanlah aku untuk berbuat baik,
jika timbul keinginan berbuat dosa,
jauhkanlah dengan kekuatan rahmat-Mu.
Jangan biarkan aku dipisahkan daripada-Mu.
Sembunyikan aku dalam luka-Mu;
di situ aku mau berdoa, berkorban dan menderita,
serta mati untuk-Mu bila Kau kehendaki.
Setiap hatiku berdenyut hari ini,
kuperbaharui penyerahan diri.
Semoga setiap denyutan hatiku menyerukan:
Ya Hati Yesus, bagi-Mu segalanya,
ke dalam cinta-Mu kuserahkan
semua orang yang terdekat dengan segala cinta.
Peliharalah mereka baik jiwa maupun raga.
Semoga tidak seorangpun menyimpang daripada-Mu.
Sekarang berilah aku berkat pagi
yang menahbiskan aku bagi-Mu.
Sertailah aku pada segala jalan
hingga tiba pada-Mu dalam keabadian.
Amin.

Kamis, 07 April 2016

Ini Alasan Kenapa Cewek Mau Melakukan Hubungan Seks Pra-Nikah

KENAPA WANITA MAU MELEPASKAN KEPERAWANANNYA
Salah satu perbedaan mendasar perempuan masa kini dengan masa lalu adalah soal menjaga keperawanan. Kaum perempuan masa lalu akan sangat kuat menjaga keluhuran harkat kewanitaannya yang terletak pada keperawanan. Bagi kaum perempuan dahulu, keperawanan merupakan persembahan spesial kepada pria yang sudah menjadi suaminya pada malam pertama. Karena itu, perempuan masa dulu tidak mudah melepaskan keperawanannya kepada pacarnya di masa pacaran.
Berbeda dengan perempuan masa kini. Ada banyak kaum perempuan sudah kehilangan keperawanannya sebelum mereka resmi menikah. Artinya, ketika masih pacaran, perempuan sudah melakukan hubungan seks sehingga hilanglah keperawanannya. Dan mirisnya, banyak di antara mereka menikah bukan dengan pria yang telah mengambil keperawanannya. Dengan kata lain, keperawanannya diserahkan kepada pria A, tapi ia menikah dengan pria B.
Ada perempuan begitu mudah melepaskan keperawanannya dengan pria yang baru dikenalnya beberapa bulan, padahal status si pria lebih rendah dari si perempuan. Artinya, mereka baru menjalani masa pacaran beberapa minggu, namun sang gadis mau menyerahkan keperawanannya. Parahnya lagi, si gadis selalu memberi kebutuhan si pria, seperti kontrakan rumah, pakaian, dan kebutuhan lainnya.
Menjadi pertanyaan, kenapa ada perempuan mau berhubungan seks? Apakah lantaran ketertarikan fisik dengan lawan jenisnya? Karena cinta? Atau mungkin karena beberapa masalah seperti kesendirian, kebosanan, dan mengurangi rasa sakit?
Cindy Meston dan David Buss, dua professor psikologi dari Universitas Texas, AS, mencoba menemukan jawaban di balik alasan perempuan melakukan hal tersebut. Dalam penelitian yang telah dibukukan dengan judul Why Women Have Sex, kedua peneliti menemukan sejumlah alasan, mulai dari alasan cinta, sekedar mencari kenikmatan, bagian dari tugas hingga uang. “Perempuan banyak yang melakukan hubungan seks sekedar untuk mencari pengalaman dan petualangan. Bahkan ada pula yang hanya ingin melepas keperawanan,” ujar Meston.