Jumat, 22 Agustus 2014

(Refleksi) Maria Sandaran Para Imam

BERSANDARLAH PADAKU
Pengantar

Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi dan Bunda Maria. Dalam kehidupan Gereja, wawancara batin merupakan suatu gejala mistik. Ia bukan komunikasi inderawi, dimana orang dapat mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan ada sesuatu yang bisa disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan anugerah dalam bentuk pesan yang disampaikan Allah agar kita laksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1974, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini, secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa sekarang.

Semuanya tergantung sejauh mana keterbukaan hati kita mencerapnya.


Bunda Maria Berpesan

“Oh puteraku, kamu harus lebih peduli untuk selalu tinggal di dalam Hatiku yang Tak Bernoda, dan tidak membiarkan dirimu diserap atau dicemaskan oleh hal-hal lain, khususnya kalau hal-hal itu tidak bergantung pada kehendakmu.

Betapa banyak keinginan manusiawi berkecamuk di dalam hatimu! Penting sekali bahwa aku, sebagai seorang ibu, memurnikan hatimu, kalau kamu menghendaki aku membimbing kamu kepada kesempurnaan yang menyenangkan Hatiku.

Bersandarlah hanya kepadaku dan bukan kepada sarana-sarana manusiawi; percayakanlah dirimu hanya kepadaku. Hanya ada satu hal yang dapat selalu kamu lakukan dan yang aku kehendaki kamu lakukan setiap saat, sebab hal itu berguna bagiku untuk Gerakanku, yakni doamu, pengorbananmu dan kepercayaanmu kepadaku. Hendaknya kamu menyerahkan diri kepadaku dan tidak dipenuhi dengan kekhawatiran-kekhawatiran lain.

Semua imamku harus memiliki sikap berikut: mereka tidak boleh mengandalkan sarana-sarana manusiawi; dan mereka harus mempercayakan diri kepadaku. Aku tahu bahwa hal ini menuntut banyak pengorbanan dari kodrat manusia.

Kalau sekarang mereka tidak membiasakan diri mencari aku, mendengarkan aku dan mempercayakan diri kepadaku, bagaimana mereka akan menemukan aku pada saat diterpa badai besar, tatkala segala sesuatu tiba-tiba ditelan kegelapan? Mulai sekarang hendaknya merek membiasakan diri untuk melihat aku sebagai Terang mereka dalam setiap kegiatan.”
10 Februari 1974
diedit dari: Marian Centre Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih Bunda Maria. (hlm 120 – 121)
Baca juga:
4.      Kemiskinan Kristiani

TV One Memang Beda

Agus dan Firman sama-sama suka perlombaan MotoGP. Setiap even lomba tak pernah mereka lewati. Namun, sekalipun sama-sama suka, mereka berbeda dalam pilihan. Firman selalu menjagokan Honda dengan idolanya Marc Marquees. Sedangkan jagoan Agus dari Yamaha. Idolanya adalah Rossi.

Suatu ketika mereka bertaruhan. Mereka minta Andi untuk menjadi “wasit”-nya, yang memegang uang taruhannya. Andi sendiri sama sekali tidak suka menonton MotoGP. Namun dia bersedia menjadi pemegang uang taruhan.

Firman menyatakan bahwa balapan di Sepang nanti akan dijuarai oleh Marquees. Sementara Agus yakin Rossi-lah pemenangnya. Dia menilai bahwa beberapa balapan terakhir ini performa Rossi meningkat.

Minggu malam mereka asyik di depan televisi masing-masing menyaksikan laga MotoGP. Keesokan harinya, Firman masuk kantor dan bertemu dengan Andi. Wajah Firman terlihat lesu.

Andi    : Gimana hasil laga semalam?

Agus    : Jagoanku kalah.

Andi    : Kau nonton di tivi mana?

Agus    : Star Sport. Kenapa?

Andi      : Kalau kau mau jagoanmu menang, nontonlah di TV One. Soalnya TV One memang beda. Ia suka tampilkan yang beda.

Agus    : %$#@*&^????
 Pangkalpinang, 7 Agustus 2014
by: adrian
Baca humor lain juga:
2.      Politik Uang 1
3.      Politik Uang 2
4.      Iklan Partai
5.      Salah Paham

Orang Kudus 22 Agustus: SP Maria Ratu

SANTA PERAWAN MARIA RATU
Pada 11 Oktober 1954, Paus Pius XII menerbitkan Ad Caeli Reginam yang kembali mempertegas ajaran St. Perawan Maria Ratu, serta mulai merayakannya. Dalam dokumen tersebut, Paus Pius XII mengatakan bahwa ajaran ini bukanlah ajaran baru, tetapi sebuah ajaran yang sudah berkembang sejak lama. Berbagai macam julukan diberikan kepada St. Perawan Maria, di antaranya adalah Ratu surga, Ratu dunia, Ratu semua orang hidup, Ratu semua makhluk, Ratu semua umat Kristen, Ratu para imam, dan lain-lain. Sebutan-sebutan itu berasal dari para kudus, Pujangga Gereja, dan teolog-teolog Gereja ketika mereka memberikan pengajaran.

Hal ini tampak sempurna ketika Gereja mengimani St. Perawan Maria diangkat ke surga, dan ketika di surga, Maria dimahkotai oleh Yesus, yang adalah Raja Semesta Alam, menjadi Ratu. Dalam penampakan kepada St. Antonius dari Padua, St. Maria mengatakan bahwa ia telah diangkat ke surga dan memerintah sebagai Ratu. "Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut." (LG 59).

Peringatan wajib ini sebelumnya dirayakan setiap tanggal 31 Mei, sebelum Paus Paulus VI memindahkannya ke tanggal 22 Agustus


Baca juga riwayat orang kudus 22 Agustus
St. Simforianus