Senin, 29 Agustus 2022

IBU TUA DAN PASTOR "KORUP"

 

Sebuah paroki kecil, tinggallah seorang ibu tua sebatang kara. Ia menggantungkan hidupnya dari belas kasih setiap orang yang datang ke makam. Hari-harinya diisinya dengan membersihkan pemakaman. Apa yang didapatnya hari ini, cukup untuk hidupnya hari itu juga. Suatu kesulitan jika pada suatu hari tidak ada orang yang datang ke kuburan. Tentulah kerjanya sia-sia dan tak dapat makan.

Melihat situasinya, si ibu tua ini ingin menghabiskan hidupnya dengan merasakan sekali memegang uang sebanyak. Dia ingin merasakan menggenggam uang 1 juta. Ini menjadi cita-citanya sebelum mati. Karena itu, ia mulai berdoa. Mula-mula ia berdoa kepada Bunda Maria. Setiap malam ia selalu berosario di hadapan Bunda Maria memohon agar Bunda Maria mengirimkannya uang 1 juta. Sampai rosarionya putus, uang 1 juta tak kunjung datang.

Akhirnya ia memohon kepada Yesus. Pastilah Yesus mendengarkan doaku, demikian pikirnya. Setiap malam ia berdoa kepada Yesus. Ia meminta supaya Tuhan Yesus memberinya uang sebesar 1 juta sebelum ia meninggal. Seminggu telah lewat, tak satu rupiah pun datang. Sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu, uang 1 juta tak kunjung tiba.

Dengan rasa kesal dan kecewa, ibu tua itu akhirnya menulis sepucuk surat kepada Allah Bapa. Dia ungkapkan uneg-unegnya terhadap Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Kemudian dia sampaikan permohonannya: 1 juta. Dia berharap Allah Bapa mengabulkannya. Bukankah Bapa itu Allah yang baik, yang memberi kepada mereka yang meminta, dan membukakan pintu bagi mereka yang mengetuk pintu? Mana ada Bapa yang memberikan kalajengking bila umatnya minta ikan, atau batu jika umatnya minta roti.

Setelah menulis surat ibu tua itu mengirimnya melalui pos. Tak lupa juga dilampirkan KTP dan fotocopy surat baptisnya. Tukang pos, ketika membaca amplop surat ibu itu, merasa kebingungan. Akan tetapi, tukang pos yang menerima surat ibu itu cukup bijak. Karena dilihatnya pada surat itu tertulis “Kepada Yth, Allah Bapa di Surga”, ia berpikir tentulah ini berkaitan dengan hal-hal rohani atau keagamaan. Maka ia menyerahkan surat itu kepada pastor paroki. Karena berkaitan dengan urusan agama, pastilah pastor bisa menemukan solusinya, demikian pikirnya.

Minggu, 28 Agustus 2022

STUDI AL-QUR'AN: SURAH AL-ANAM AYAT 102

Islam dikenal sebagai agama tauhid. Kata "tauhid" bisa dimaknai sebagai kepercayaan akan SATU Allah. Dengan demikian agama islam percaya hanya satu Allah. Dasar tauhid itu adalah Al-Qur'an yang merupakan wahyu Allah. Akan tetapi, benarkah Allah memaksudkan islam itu sebagai tauhid? Video berikut ini mencoba mengulas wahyu Allah yang ada dalam surah al-Anam ayat 102 dengan tema tauhid.



Apabila tak bisa dilihat, silahkan buka di channel youtube kami. Selamat menonton!!! 

CATATAN HUJAN BULAN JULI – AGUSTUS

 

Memang pada catatan hujan bulan Juni ada indikasi sedikit penurunan curah hujan. Hal inilah yang membuat kita agak pesimis bahwa bulan Juli ini curah hujan meningkat sangat signifikan. Memasuki awal bulan Juli pesimisme tersebut seakan mendapatkan pembenarannya. Selama seminggu hujan tidak turun. Saat hujan tidak turun, temperatur udara sangat tinggi. Sengat matahari sangat terik.

Akan tetapi, memasuki minggu kedua bulan Juli perkiraan mulai berubah. Hujan mulai kerap turun. Terhitung selama bulan Juli ini ada 16 hari terdapat hujan turun dengan intensitas bervariasi. Ada 7 hari hujan turun dengan intensitas ringan hingga lebat, sedangkan 9 hari sisanya intensitas hujan cenderung sangat ringan. Pada umumnya durasi waktu hujan relatif lama. Patut diakui, di saat hujan tidak turun, terik cahaya matahari sangat menyengat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang cukup besar soal curah hujan bulan Juli dan Juni ini. Ada grafik naik. Mencermati fenomena hujan di bulan Juli ini, ada kemungkinan bulan Agustus hujan masih turun. Prediksi hujan di bulan Agustus ternyata menunjukkan buktinya. Minggu pertama bulan ini tiada hari tanpa hujan. Diawali dari tanggal 1 yang hanya hujan dengan intensitas sangat ringan, empat hari berikutnya hujan dengan intensitas lebat dan dengan durasi waktu lumayan lama.

Sayangnya, memasuki minggu kedua, mulai hari Minggu, 7 Agustus hingga 13 Agustus (Sabtu) hujan sama sekali tidak pernah turun. Berbeda dengan minggu pertama dimana tiada hari tanpa hujan, di minggu kedua ini tiada hari tanpa panas terik. Sengat matahari sangat terik. Baru hari Minggu tanggal 14 hujan turun dengan intensitas lebat dan durasi waktu yang lama. Dan ternyata mulai tanggal 14 ini hujan lebih sering turun. Hingga saya berangkat ke Dabo, Sabtu (27 Agustus), hanya 3 hari saja hujan tidak turun.

Sabtu, 27 Agustus saya berangkat menuju Dabo. Dari Ujung Beting hujan tidak turun. Akan tetapi, sejak keluar dari Roro, hujan turun lebat sepanjang perjalanan ke pastoran. Sejak hari ini hingga nanti bulan September, pemantauan curah hujan dilakukan dari Dabo.