Sabtu, 01 Mei 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT TAUHID DALAM AL-QUR’AN


 

Agama islam, oleh umat islam sendiri, sering disebut sebagai agama tauhid. Tak sedikit umat islam menyombongkan diri bahwa agamanya merupakan satu-satunya agama tauhid. Dasar penyebutan islam sebagai agama tauhid adalah Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an itu merupakan wahyu langsung dari Allah, maka dapatlah dikatakan Allah sendiri yang menyebut bahwa islam itu agama tauhid. Apa itu tauhid?

Pertama-tama perlu diketahui bahwa dalam Al-Qur’an kata “tauhid” terpecah-pecah dalam beberapa kalimat, yang jika disatukan akan berbunyi sebagai berikut: “Allah itu Tuhan Yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia, dan hanya kepada-Nya umat menyembah.” Berangkat dari pernyataan ini, maka yang dimaksud dengan “ayat-ayat tauhid” di sini adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat 3 kalimat kunci, yaitu:

1.    Allah itu esa

2.    Tiada tuhan selain Allah

3.    Hanya Allah yang disembah

Ayat-ayat tauhid ini tersebar dalam kedua kelompok surah Al-Qur’an. Berdasarkan tangkapan mata manusiawi ada sekitar 35 surah yang memuat ayat-ayat tauhid (terbanyak berada di surah Makkiyyah, 28 surah). Lebih lanjut mengenai surah dan ayatnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

ORANG KUDUS DENGAN NAMA ANNA / YOHANA / LUSIANUS

Setiap orang tentulah mempunyai nama. Bagi orang kristen katolik, nama tidak hanya sekedar kumpulan huruf yang membentuk kata, tapi harus memiliki makna. Karena dari makna itulah akan terbentuk identitas dan kepribadian seseorang. Setidaknya makna yang terkandung pada sebuah nama mempunyai 2 jenis atau kategori, yaitu makna dari kata yang terkandung pada nama itu, dan makna yang terkandung dalam nama itu. Untuk jenis yang pertama dapat ditemui pada nama GRACE. Kata itu mempunyai makna rahmat atau berkat. Dengan memberi nama itu, maka orang yang menyandangnya diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari. Untuk jenis kedua dapat ditemui pada nama ADRIANUS. Kata ini merujuk pada nama orang kudus, sehingga orang yang menyandang nama ini diharapkan akan menghidupi teladan hidup orang kudus tersebut. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari.

Tradisi kristen katolik dalam memberi nama mengacu pada Kan. 855, yaitu agar nama yang diberikan kepada anak harus memiliki citarasa kristiani. Ada 3 kategori citarasa kristiani untuk nama anak. [1] Nama yang diambil dari Alkitab, baik itu nama tokoh maupun nama tempat. Untuk tokoh selalu diambil tokoh yang tidak menimbulkan skandal. Beberapa contoh nama kategori ini: Abraham, Yeremia, Elia, Betania, Galatia, Ruth, Esther, Tesalonika, dll. [2] Nama yang diambil dari nama orang kudus. Untuk memilih namanya, ada beberapa tawaran seperti berdasarkan tanggal kelahiran yang bersamaan dengan tanggal peringatan orang kudus atau berdasarkan intensi orangtua. Bisa juga didasari pada devosi orangtua atau tradisi keluarga. Beberapa contoh nama kategori ini: Maria, Yosef, Matius, Lukas, Paulus, dll [3] Nama yang diambil dari beberapa istilah atau kata yang tak asing dalam dunia kristen. Beberapa contoh nama kategori ini: Grace, Gloria, Sanctus, Angel, Immanuel, Natal, Paskah, Adven, dll.

Terkait dengan kategori kedua, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orangtua. Harus diketahui ada banyak nama orang kudus yang memiliki kesamaan. Misalnya, untuk Santo Lusianus setidaknya ada 3 orang kudus yang memiliki nama demikian. Untuk itu, ketika memberi nama Lusianus untuk anaknya, orangtua wajib tahu Lusianus mana yang dimaksud, karena hal ini untuk menjadi “identitas keperibadian” anak kelak.

Untuk maksud ini, blog budak bangka menurunkan nama orang kudus yang memiliki kesamaan nama. Untuk bulan ini, kami menampilkan Santa Anna, Santa Yohana dan Santo Lusianus. Silahkan klik pada nama orang kudus tersebut untuk mengetahui riwayat hidupnya.

Jumat, 30 April 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT CINTA DALAM AL-QUR’AN


 

Dewasa kini agama islam sudah dikenal sebagai agama teror, agama yang penuh dengan kekerasan. Sekalipun umat islam membantahnya, baik eksplisit maupun implisit, sudah diakui bahwa radikalisme diidentikkan dengan agama islam. Semua itu selalu dikaitkan dengan islam karena demikianlah ajarannya. Hal inilah membuat tak sedikit orang menilai bahwa tak ada kasih dalam ajaran islam. Akan tetapi, banyak tokoh islam menyanggah penilaian tersebut bahkan tudingan bahwa islam dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme. Umumnya mereka berasionalisasi bahwa terorisme dan radikalisme ada pada penganut agama lain, meski mereka lupa bahwa terorisme dan radikalisme islam berakar pada ajaran agamanya.

Tak sedikit tokoh islam, bahkan segelintir umat islam sendiri, menyatakan bahwa agama islam telah dibajak oleh kaum teroris, radikalis dan intoleran. Dengan berani mereka menyuarakan bahwa islam adalah agama kasih. Benarkah islam itu agama kasih? Harus diketahui bahwa setiap ajaran agama selalu mengacu pada kitab suci. Di sana ada pedoman dan tuntunan hidup bagi umatnya. Bagaimana dengan islam?

Kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an. Umat islam yakin bahwa kitab sucinya langsung diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah sendiri. Jika agama islam adalah agama kasih, maka ajaran kasih itu tertulis juga di dalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Allah mengajarkan tentang kasih kepada umat-Nya, dan pedoman itu tertuang dalam Al-Qur’an. Seberapa kuat ajaran kasih itu tampak dalam Al-Qur’an?

Untuk melacak “ajaran cinta kasih” dalam Al-Qur’an, pertama-tama akan diusahakan penelusuran dan pencarian 2 kata tersebut, yaitu kasih dan cinta. Penelusuran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “ayat-ayat cinta”. Karena itu, perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan “ayat-ayat cinta” adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata dengan kata dasar “cinta” dan juga “kasih”. Dari 2 kata dasar itu muncul juga turunannya seperti kecintaan, mencintai, dicintai dan pecinta (untuk kata dasar cinta) dan mengasihi, dikasihi, kasihan, kekasih dan pengasih (untuk kata dasar kasih). Jadi, “ayat-ayat cinta” di sini bukan termasuk “ajaran cinta kasih” itu sendiri, namun dari sana kita dapat melihat ajaran cinta kasih tersebut.