Kamis, 13 Agustus 2015

Renungan Hari Kamis Biasa XIX - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XIX, Thn B/I

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan bahwa Tuhan bisa marah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Yosua, kemarahan Tuhan terjadi karena orang Israel “melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN...” (ay. 7). Artinya, perilaku umat Israel tidak sesuai dengan kehendak Allah yang sudah disampaikan-Nya lewat Nabi Musa. Wujud kemarahan Allah adalah dengan menyerahkan umat Israel ke dalam penderitaan melalui bangsa lain. Sekalipun umat sudah bertobat, namun jika masih kembali ke dalam dosa, Allah tetap marah. Di sini tampak jelas bahwa Allah ingin supaya umat hidup baik.
Hal senada terlihat juga dalam Injil hari ini. Dalam kisah perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus, raja digambarkan sangat marah kepada orang yang berlaku tidak sesuai dengan kehendaknya. Raja dalam perumpamaan itu adalah gambaran Allah. Memang Allah berbelas kasih. Namun belas kasih Allah menuntut juga adanya pertobatan atau perubahan. Jika tidak, maka Allah akan murka, sebagaimana yang ditunjukkan pada hamba yang memiliki utang sepuluh ribu talenta. Karena tidak menunjukkan pertobatan, sekalipun sudah menikmati belas kasih Raja, maka Raja marah dan “menyerahkannya kepada algojo-algojo.” (ay. 34).
Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan ingin supaya kita hidup benar dan baik. Sekalipun kita sering jatuh ke dalam dosa, Tuhan mempunyai belas kasih. Namun perlu disadari bahwa belas kasih Allah menuntut adanya pertobatan dalam hidup. Tobat dapat dilihat sebagai tanggapan atas belas kasih Allah. Tuhan menghendaki agar kita, yang telah menikmati belas kasihan-Nya, selain menunjukkan juga belas kasih kepada sesama, kita juga diminta untuk bertobat. Tuhan marah karena kita tidak mau bertobat. ***
by: adrian

Rabu, 12 Agustus 2015

Ziarah ke Israel #11

GEREJA STELA MARIS
Dari Gereja Kana, kami mengunjungi Gereja Stela Maris. Gereja ini berada di sebuah bukit, yang dalam Kitab Perjanjian Lama dikisahkan Nabi Elia membunuh ratusan nabi baal dalam adu kekuatan. Diyakini juga bahwa setelah kembali dari pengungsiannya di Mesir, keluarga kudus sempat bermalam di gua yang ada di bukit ini.

Renungan Hari Rabu Biasa XIX - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XIX, Thn B/I
Bac I  Ul 34: 1 – 12; Injil           Mat 18: 15 – 20;

Kitab Ulangan masih menjadi bacaan liturgi hari ini. Bacaan pertama ini merupakan kelanjutan kisah suksesi kepemimpinan Israel, dari Musa kepada Yosua. Dikatakan bahwa Musa memiliki kelebihan yang tidak dipunyai orang lain (ay. 10 – 12). Karena itu, ketika Musa meninggal, umat Israel merasakan kehilangan. Umat merasa sedih, tapi mereka tidak mau larut dalam kesedihan. Mereka menerima Yosua, sama seperti mereka menerima Musa. Di sini kuncinya ada pada kepercayaan. “Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” (ay. 9).
Tema kepercayaan juga yang ditekankan dalam Injil hari ini. Dalam Injil Tuhan Yesus menyampaikan beberapa tema pengajaran, dan salah satunya adalah soal percaya, yang dikaitkan dengan doa. Kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus menekankan, “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (ay. 9). Di sini kuncinya adalah percaya, maka permintaan itu akan terkabulkan.
Di jaman teknologi yang super canggih ini banyak orang mulai meninggalkan Tuhan. Orang seakan lebih percaya kepada teknologi. Tuhan sepertinya sudah tidur atau bahkan mati. Di saat teknologi tak bisa lagi menjawab, barulah manusia mencari Tuhan. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap membangun sikap percaya kepada-Nya. Tentulah setiap kita memiliki kebutuhan dalam hidup ini. Tuhan  dapat memenuhi kebutuhan kita asal meminta kepada-Nya dengan penuh kepercayaan. Percaya di sini berarti juga membangun suatu sikap berserah, sebagaimana yang dilakukan orang Israel kepada Yosua. Mereka percaya kepada Tuhan dan menyerahkan hidup mereka kepada Yosua, seperti yang pernah mereka buat kepada Musa.***
by: adrian