Sabtu, 04 Juli 2015

Renungan Hari Sabtu Biasa XIII - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XIII, Thn B/I
Bac I  Kej 27: 1 – 5, 15 – 29; Injil                 Mat 9: 14 – 17;

Kitab Kejadian masih menjadi bacaan pertama hari ini, yang mengisahkan tentang Ishak dan kedua puteranya, yaitu Yakob dan Esau. Diceritakan bahwa Ishak hendak memberikan berkatnya kepada anaknya, Esau, namun berkat itu justru jatuh ke tangan Yakob. Adalah peran Ribka yang membuat perubahan ini. Dalam kitab ini ditampilkan kelicikan dan kecerdikan Ribka, isteri Ishak, dalam perjuangannya mendapatkan berkat Ishak bagi putera kesayangannya, Yakub. Di sini mau dikatakan bahwa betapa “berkat” itu merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga bagi hidup, sehingga berbagai cara diusahakan untuk mendapatkannya.
Hal yang senada juga ditekankan dalam bacaan Injil. Ini terlihat pada nasehat Tuhan Yesus agar anggur yang baru musti disimpan “dalam kantong yang baru pula.” (ay. 17). Anggur dapat dilihat sebagai berkat. Dan untuk menerima berkat itu maka kantong, sebagai penerimanya, musti menyesuaikan diri. Ia harus berusaha supaya pantas menerima anggur itu, karena kalu tidak maka ia akan hancur dan anggurnya tumpah. Di sini mau dikatakan musti ada usaha untuk membuat diri layak menerima berkat, sama seperti Ribka yang membuat diri Yakub layak menerima berkat dari Ishak.
Ada banyak hal penting dan berharga dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah rahmat dan berkat. Manusia membutuhkan berkat dari Tuhan. Dalam sabda Tuhan hari ini, Tuhan menghendaki agar kita selalu berjuang untuk mendapatkan berkat-Nya. Tuhan tidak membutuhkan sikap pasif, melainkan aktif. Salah satu perjuangan itu adalah membuat diri kita layak menerima berkat Tuhan. Dengan kata lain, kita harus bertobat dan membersihkan diri dan hati dari keburukan dan kebusukan.***

by: adrian

Jumat, 03 Juli 2015

Mau ke Surga, Tapi Jangan Sekarang

Suatu hari Romo Aleks berkeinginan membuat perubahan dalam pewartaannya. Ia ingin menyelamatkan umatnya agar kelak mereka bisa masuk surga. Karena itu, ia pergi ke sebuah lokalisasi pelacuran yang ada di wilayah parokinya. Ia mau menawarkan surga kepada umatnya yang ada di sana satu per satu. Ketika memasuki lokalisasi itu, ia bertemu dengan Magdalena.
Rm. Aleks    : Magda, apakah kamu ingin ke surga?
Magdalena   : Iya, Romo.
Rm. Aleks    : Segera tinggalkan tempat ini.
Romo Aleks senang karena ternyata Magdalena mengikuti dia. Kemudian ia bertemu lagi dengan Anton, yang punya café, tempat mangkal para wanita malam itu.
Rm. Aleks    : Anton, apakah kamu ingin sampai ke surga?
Anton           : Tentu saja, Romo. Saya mau.
Rm. Aleks    : Kalau begitu segeralah tinggalkan sarang setan ini.
Sama seperti Magdalena, Anton pun mengikuti Romo Aleks. Ia segera menutup pintu cafenya. Tak jauh dari tempat Anton, Romo Aleks berjumpa Monika, salah satu primadona di situ.
Rm. Aleks    : Monik, apakah kamu ingin pergi ke surga?
Monika        : Tidak, Romo. Saya tidak mau.
Romo Aleks kaget mendengar jawaban itu. Ia menatap tepat di mata Monika.
Rm. Aleks    : Apakah kamu nanti kalau sudah mati sungguh tidak mau ke surga?
Monika        : Oh, kalau saya mati, tentu saya mau, Romo. Tadi saya pikir perginya sekarang.
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Pesta St. Thomas Rasul - B

Renungan Pesta St. Thomas Rasul, Thn B/I
Bac I  Ef 2: 19 – 22; Injil           Yoh 20: 24 – 29;

Hari ini Gereja Universal merayakan pesta Santo Thomas, rasul. Rasul Thomas dikenal sebagai rasul yang peragu. Injil mengisahkan tentang Rasul Thomas yang meragukan kebangkitan Yesus karena dia tidak melihat secara langsung. “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (ay. 25). Sikap Thomas ini membuat ia terasing dalam kelompoknya. Namun sikapnya segera berubah setelah ia percaya. Dirinya kembali masuk ke dalam persekutuan para murid. Dan Yesus menegaskan bahwa siapapun yang percaya, sekalipun tidak melihat adalah masuk persekutuan para murid. Inilah yang mau diwartakan Injil.
Pesan yang hendak disampaikan Injil di atas, ditegaskan kembali oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Dalam bacaan pertama Paulus menyatakan bahwa jemaat dibangun di atas dasar para rasul (ay. 20). Pengajaran para rasul inilah yang membuat mereka menjadi satu keluarga Allah. Karena itu, sebagai anggota keluarga Allah, Paulus mengajak jemaat untuk menyingkirkan perbedaan di antara mereka. Bagi Paulus tidak ada lagi pendatang atau orang asing, karena semua merupakan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (ay 19).
Pada pesta Santo Thomas Rasul ini, sabda Tuhan menghendaki kita untuk tetap menaruh kepercayaan kepada Yesus yang wafat dan bangkit, sekalipun kita tidak melihat. Kepercayaan ini membuat kita hidup dalam kesatuan keluarga Allah. Karena itu, sebagai satu kawanan keluarga Allah, hendaklah kita saling mendukung satu sama lain. Selain itu juga, perlu disadari bahwa masih ada orang yang belum percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus. Namun Tuhan menghendaki supaya kita tidak menyingkirkan mereka. Tuhan mengajak kita untuk tetap merangkul mereka, sehingga lewat kita mereka akhirnya dapat menjadi percaya***

by: adrian