Senin, 16 Juli 2012

(Inspirasi Hidup) Menangani Tantangan

BAGAIMANA MENANGANI TANTANGAN

 
Seorang anak perempuan mengomel kepada ayahnya tentang kehidupannya dan bagaimana keadaan sungguh sangat berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana ia menanganinya dan ia ingin menyerah. Ia lelah untuk terus bertarung dan berjuang. Sepertinya ketika satu masalah diselesaikan timbul masalah lain.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur, lalu mengisi 3 panci dengan air dan meletakkannya di api. Tak lama, air di ketiga panci itu mulai mendidih.

Di satu panci ia meletakkan wortel, di panci lain ia meletakkan telur, dan di panci terakhir ia meletakkan biji-biji kopi. Ia membiarkannya mendidih, tanpa berkata sepatah kata apapun.

Anak perempuannya dengan tidak sabar bertanya-tanya dalam dirinya apa yang ayahnya lakukan. Ia memiliki masalah, dan ayahnya membuat ramuan aneh. Setengah jam kemudian, sang ayah berjalan ke kompor dan mematikan apinya. Ia mengambil wortel dan telur lalu meletakkannya di piring. Kemudian mengambil kopi dari panci terakhir dan meletakkannya di gelas.

Sang ayah bertanya, "Sayang apa yang kamu lihat,"

Dengan cepat, ia menjawab, "Wortel, telur, dan kopi."

Sang ayah membawanya lebih dekat dan memintanya untuk meraba wortel. Ia melakukannya dan merasakan wortel itu sudah lunak. Sang ayah lalu menyuruhnya mengambil telur yang sudah direbus itu dan memecahkannya. Setelah membuka cangkang telur, ia mengamati isinya yang padat. Akhirnya, sang ayah menyuruhnya untuk meminum sedikit kopinya. Wajahnya berkerut merasakan kekuatan rasa kopi itu.

Ia bertanya, "Apa maksud dari ini semua ayah?"

Sang ayah menjelaskan, "Setiap benda ini mengalami hal yang sama, 100 derajat air panas. Tetapi setiap benda bereaksi secara berbeda."

"Wortel pada mulanya masuk dengan keadaan kuat dan keras. Tetapi setelah melalui air mendidih, ia menjadi lunak dan lemah."

"Telur sangatlah rapuh. Cangkang luar yang tipis melindungi cairan di dalamnya. Tetapi setelah berada dalam air mendidih, dalamnya menjadi mengeras."

"Akan tetapi biji kopi adalah unik. Setelah mereka berada di air mendidih, ia menjadi semakin kuat dan kaya rasa dan baunya." "Yang mana dirimu?" Sang ayah bertanya pada anak perempuannya.
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 16 Juli: SP Maria Gunung Karmel


SANTA PERAWAN MARIA DARI GUNUNG KARMEL
Tarekat Karmel didirikan kira-kira pada tahun 1155 oleh Bertold dari Kalabria. Sebelumnya Bertold sudah mendirikan sebuah kapel kecil di atas gunung Karmel. Di sana diadakan ibadat khusus untuk menghormati Santa Perawan Maria.

Pada masa itu pun sudah ada sebuah pertapaan di sana. Anggota-anggotanya melanjutkan tradisi yang berpangkal pada praktek Nabi Elias dan murid-muridnya.

Bertold menetap di gunung Karmel dan bersama dengan rekan-rekannya menyatukan diri dalam suatu perkumpulan yang merupakan biara Santa Perawan Maria. Di bawah lindungan Bunda Maria, Ordo Karmel sudah merambat ke Barat sampai ke Inggris. Ordo ini kemudian disahkan oleh Sri Paus pada tahun 1245.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Biasa XV - Thn II

Renungan Hari Senin Pekan Biasa XV B/II
Bac I    Yes 1: 11 – 17 ; Injil    Mat 10: 34 – 11: 1

Injil hari ini berisi nasehat Yesus kepada pada murid-Nya. Dalam nasehat-Nya ini Yesus bukan hanya mengatakan akan maksud "kedatangan-Nya" ke dunia ini, melainkan juga konsekuensi mengikuti Dia atau akibat dari kedatangan-Nya. Hal ini bisa dikaitkan dengan warta baru yang disampaikan Yesus.

Kata "damai" dalam pernyataan Yesus dipertentangkan dengan kata "pedang". Ini mau menunjukkan bahwa damai dan pedang yang dimaksudkan bukanlah isi dari warta Yesus di dunia ini, melainkan akibat dari warta-Nya. Jadi, pernyataan Yesus tersebut dapat dimengerti bahwa akibat dari warta-Nya yang baru itu, bukannya kedamaian yang didapat melainkan pertentangan atau pemisahan. Pedang bisa memiliki konotasi budaya kekerasan (atau pertikaian, perkelahian dan pertentangan), bisa juga pada pemisahan (pedang berfungsi untuk membelah).

Karena itulah Yesus berkata, "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Konsekuensi menerima ajaran dan mengikuti Yesus adalah terpisah dari mereka yang menolak dan tidak mau mengikuti Dia.

Ketika membaca sabda Yesus ini, saya langsung teringat akan pengalaman Mark A Gabriel, yang tertuang dalam bukunya, "Yesus dan Muhammad". Dalam bukunya Mark menulis, "Sebagai Kristen dari sebuah bangsa Muslim, saya dapat menjamin Anda bahwa peringatan Yesus masih berlaku hari ini. Saya sangat sedih, setelah memberitahu ayah saya bahwa saya telah memutuskan untuk mengikuti Yesus, ia mencoba untuk membunuh saya dengan pistol. Namun, saya mengalami hanya sedikit masalah, jika dibandingkan dengan nasib dari beberapa Muslim yang telah memilih menjadi Kristen.”

Sabda Tuhan hari ini bukan hanya mau menyadarkan kita akan status kita sebagai pengikut Yesus, melainkan juga mau mengajak agar kita siap menerima konsekuensi dari mengikuti Dia. Mau mengikuti Yesus tapi tidak mau menerima akibatnya, adalah sebuah kemunafikan. Siap mengikuti Yesus namun tidak berani menanggung resikonya adalah pecundang.

Dengan sabda Tuhan ini, kita disadarkan bahwa apa yang terjadi pada diri kita karena pilihan kita akan Yesus, itu suatu konsekuensi yang bukan untuk ditakuti melainkan untuk disyukuri. Semoga sabda Tuhan ini meneguhkan kita akan pilihan kita mengikuti Yesus.

by: adrian